1

Di tanah Us tinggallah seorang laki-laki yang bernama Ayub. Ia menyembah Allah dan setia kepada-Nya. Ia orang yang baik budi dan tidak berbuat kejahatan sedikit pun
Ia mempunyai tujuh orang anak laki-laki dan tiga anak perempuan
Di samping itu ia mempunyai banyak budak-budak, 7.000 ekor domba, 3.000 ekor unta, 1.000 ekor sapi, dan 500 ekor keledai. Pendek kata, dia adalah orang yang paling kaya di antara penduduk daerah Timur
Ketujuh anak laki-laki Ayub mempunyai kebiasaan untuk mengadakan pesta di rumah masing-masing secara bergilir. Pada pesta itu ketiga anak perempuan Ayub juga diundang, lalu mereka semua makan dan minum bersama-sama
Sehabis setiap pesta, Ayub selalu bangun pagi-pagi dan mempersembahkan kurban untuk tiap-tiap anaknya supaya mereka diampuni TUHAN. Sebab Ayub berpikir, boleh jadi anak-anaknya itu sudah berdosa dan menghina Allah tanpa sengaja
Pada suatu hari makhluk-makhluk surgawi menghadap TUHAN, dan si Penggoda ada di antara mereka juga
TUHAN bertanya kepadanya, "Dari mana engkau?" Jawab Si Penggoda, "Hamba baru saja mengembara di sana sini dan menjelajahi seluruh bumi.
Lalu TUHAN bertanya, "Apakah telah kauperhatikan hamba-Ku Ayub? Di seluruh bumi tak ada orang yang begitu setia dan baik hati seperti dia. Ia menyembah Aku dan sama sekali tidak berbuat kejahatan.
Tetapi Si Penggoda menjawab, "Tentu saja Ayub menyembah Engkau sebab ia menerima imbalan
Dia, keluarganya dan segala kekayaannya selalu Kaulindungi. Pekerjaannya Kauberkati dan Kauberi dia banyak ternak, cukup untuk memenuhi seluruh negeri
Tetapi seandainya segala kekayaannya itu Kauambil, pasti dia akan langsung mengutuki Engkau!
Maka kata TUHAN kepada Si Penggoda, "Baiklah, lakukanlah apa saja dengan seluruh kekayaan Ayub, asal jangan kausakiti dia!" Lalu pergilah Si Penggoda dari hadapan TUHAN
Beberapa waktu kemudian anak-anak Ayub sedang mengadakan pesta di rumah abang mereka yang tertua
Tiba-tiba seorang pesuruh datang berlari-lari ke rumah Ayub dan melaporkan, "Tuan, orang Syeba telah datang menyerang kami ketika sapi-sapi sedang membajak ladang dan keledai-keledai sedang merumput di dekatnya. Mereka telah merampas binatang-binatang itu, dan membunuh hamba-hamba Tuan yang ada di situ. Hanya hamba saja yang luput sehingga dapat melapor kepada Tuan.
Ketika ia masih berbicara, datanglah hamba kedua yang berkata, "Domba-domba Tuan dan para gembala telah disambar petir hingga tewas semua. Hanya hamba sendiri yang luput sehingga dapat melapor kepada Tuan.
Ia belum selesai berbicara, ketika hamba yang ketiga datang memberitakan, "Tiga pasukan perampok Kasdim telah merampas unta-unta Tuan dan membunuh hamba-hamba Tuan. Hanya hamba saja yang luput sehingga dapat melapor kepada Tuan.
Ketika ia masih berbicara, datanglah hamba lain yang membawa kabar, "Anak-anak Tuan sedang mengadakan pesta di rumah anak Tuan yang sulung
Tiba-tiba angin ribut bertiup dari arah padang pasir dan melanda rumah itu hingga roboh dan menewaskan semua anak Tuan. Hanya hambalah yang luput sehingga dapat melapor kepada Tuan.
Lalu berdirilah Ayub dan merobek pakaiannya tanda berdukacita. Ia mencukur kepalanya, lalu suju
dan berkata, "Aku dilahirkan tanpa apa-apa, dan aku akan mati tanpa apa-apa juga. TUHAN telah memberikan dan TUHAN pula telah mengambil. Terpujilah nama-Nya!
Jadi, meskipun Ayub mengalami segala musibah itu, ia tidak berbuat dosa dan tidak mempersalahkan Allah

2

Makhluk-makhluk surgawi kembali menghadap TUHAN, dan Si Penggoda ada pula di antara mereka
Maka TUHAN bertanya kepadanya, "Dari mana engkau?" Si Penggoda menjawab, "Dari perjalanan mengembara ke sana sini dan menjelajahi bumi.
TUHAN bertanya, "Apakah sudah kauperhatikan hamba-Ku Ayub? Di seluruh bumi tak ada orang yang begitu setia dan baik hati seperti dia. Ia menyembah Aku dan sama sekali tidak melakukan kejahatan. Dia masih tetap setia kepada-Ku, walaupun engkau telah membujuk Aku mencelakakan dia tanpa alasan.
Tetapi Si Penggoda menjawab, "Nyawa dan kesehatan lebih berharga daripada harta. Manusia rela mengurbankan segala miliknya asal ia dapat tetap hidup
Seandainya tubuhnya Kausakiti, pasti ia akan langsung mengutuki Engkau!
Maka berkatalah TUHAN kepada Si Penggoda, "Baiklah, lakukanlah apa saja dengan dia, asal jangan kaubunuh dia.
Maka Si Penggoda pergi dari hadapan TUHAN, dan menimbulkan borok pada seluruh tubuh Ayub dari telapak kaki sampai ujung kepalanya
Lalu Ayub duduk di dekat timbunan sampah, dan mengambil beling untuk menggaruk-garuk badannya
Istrinya berkata kepadanya, "Mana bisa engkau masih tetap setia kepada Allah? Ayo, kutukilah Dia, lalu matilah!
Jawab Ayub, "Kaubicara seperti orang dungu! Masakan kita hanya mau menerima apa yang baik dari Allah, sedangkan yang tidak baik kita tolak?" Jadi, meskipun Ayub mengalami segala musibah itu, ia tidak mengucapkan kata-kata yang melawan Allah
Musibah yang menimpa Ayub telah didengar oleh tiga orang temannya, yaitu Elifas dari kota Teman, Bildad orang Suah dan Zofar orang Naamah. Mereka bersepakat hendak menjenguk dan menghiburnya
Tetapi ketika dari kejauhan mereka memandangnya, mereka hampir tak dapat mengenalinya lagi. Mereka menangis dengan nyaring dan merobek pakaian mereka serta menaburkan debu ke udara dan di kepala
Tujuh hari tujuh malam mereka duduk di tanah, di samping Ayub, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, karena mereka melihat betapa berat penderitaannya

3

Kemudian Ayub mulai berbicara dan mengutuki hari kelahirannya, katanya
"Ya Allah, kutukilah hari kelahiranku, dan malam aku mulai dikandung ibuku
Ya Allah, jadikanlah hari itu gelap, hapuskan dari ingatan-Mu hingga lenyap; janganlah Engkau biarkan pula cahaya cerah menyinarinya
Jadikanlah hari itu hitam kelam, gelap gulita, kabur dan suram; liputilah dengan awan dan mega, tudungilah dari sinar sang surya
Hendaknya malam itu dihilangkan dari hitungan tahun dan bulan; jangan lagi dikenang, jangan pula dibilang
Biarlah malam itu penuh kegelapan tiada kemesraan, tiada kegembiraan
Hai orang perdukunan dan pengendali Lewiatan, timpalah hari itu dengan sumpah dan kutukan
jangan sampai bintang kejora bersinar, jangan biarkan sinar fajar memancar! Biarlah malam itu percuma menunggu datangnya hari dan harapan yang baru
Terkutuklah malam celaka ketika aku dilahirkan bunda, dan dibiarkan menanggung sengsara
Mengapa aku tidak mati dalam rahim ibu, atau putus nyawa pada saat kelahiranku
Mengapa aku dipeluk ibuku dan dipangkunya, serta disusuinya pada buah dadanya
Sekiranya pada saat itu aku berpulang, maka aku tidur dan mengaso dengan tenang
seperti para raja dan penguasa dahulu kala, yang membangun kembali istana zaman purba
Aku tertidur seperti putra raja, yang mengisi rumahnya dengan perak kencana
Mengapa aku tidak lahir tanpa nyawa supaya tidurku lelap dan terlena
Di sana, di dalam kuburan, penjahat tidak melakukan kejahatan, dan buruh yang habis tenaga dapat melepaskan lelahnya
Juga tawanan merasa lega, bebas dari hardik para penjaga
Di sana semua orang sama: yang tenar dan yang tidak ternama. Dan para budak bebas akhirnya
Mengapa manusia dibiarkan terus hidup sengsara? Mengapa terang diberi kepada yang duka
Mereka lebih suka kuburan daripada harta, menanti maut, tapi tak kunjung tiba
Kebahagiaan baru dapat dirasakan bila mereka mati dan dikuburkan
Masa depan mereka diselubungi oleh Allah, mereka dikepung olehnya dari segala arah
Gantinya makan aku mengeluh, tiada hentinya aku mengaduh
Segala yang kucemaskan, menimpa aku, segala yang kutakuti, melanda aku
Bagiku tiada ketentraman, aku menderita tanpa kesudahan.

4

Lalu berbicaralah Elifas, katanya: "Ayub, kesalkah engkau bila aku bicara? Tak sanggup aku berdiam diri lebih lama
Banyak orang telah kauberi pelajaran, dan mereka yang lemah telah kaukuatkan
Kata-katamu yang memberi semangat, membangunkan orang yang tersandung, lemas dan penat
Tetapi kini engkau sendiri ditimpa duka; kau terkejut, dan menjadi putus asa
Bukankah engkau setia kepada Allah; bukankah hidupmu tiada cela? Jika begitu, sepantasnyalah engkau yakin dan tak putus asa
Pikirlah, pernahkah orang yang tak bersalah ditimpa celaka dan musibah
Aku tahu dari pengamatan bahwa orang yang membajak ladang kejahatan, dan menabur benih bencana bagai biji tanaman, akan menuai celaka dan kesusahan
Bagai badai, begitulah murka Allah membinasakan mereka hingga punah
Orang jahat mengaum dan meraung, bagaikan singa mereka menggerung. Tetapi Allah membungkam mereka serta mematahkan gigi-giginya
Mereka mati seperti singa kekurangan makanan, sehingga anak-anaknya bercerai-berai tak keruan
Pernah suatu wahyu sampai kepadaku, bagaikan bisikan halus dalam telingaku
Tidurku terganggu dan terusik olehnya, seperti mendapat mimpi yang buruk di malam buta
Aku pun terkejut dan menggigil gentar; seluruh tubuhku bergundang, gemetar
Angin sepoi menyentuh wajahku, maka tegaklah bulu romaku
Suatu sosok berdiri di hadapanku; kutatap, tetapi ia asing bagiku. Lalu kudengar bunyi suara memecah heningnya suasana
'Mungkinkah manusia tanpa salah di hadapan Allah? Mungkinkah ia tidak bercela di mata Penciptanya
Bahkan hamba-hamba Allah di surga, tak dapat dipercayai oleh-Nya. Bahkan pada malaikat-malaikat-Nya didapati-Nya kesalahan dan cela
Apalagi makhluk dari tanah liat makhluk debu yang dapat dipencet seperti ngengat
Makhluk itu hidup di waktu pagi, lalu mati terlantar di senja hari, dan untuk selamanya ia tak diingat lagi
Maka hilanglah segala yang dimiliki; ia pun mati tanpa beroleh akal budi.

5

Berserulah, hai Ayub, adakah jawaban? Malaikat mana yang kaumintai bantuan
Hanyalah orang yang bodoh saja yang mati sebab sakit hatinya
Pernah kulihat orang bodoh; hidupnya tampak amat kokoh. Tetapi tiba-tiba saja kukutuki tempat tinggalnya
Maka anak-anaknya tak pernah mendapat perlindungan; tak ada yang mau membela mereka di pengadilan
Apa yang dituai mereka di ladangnya, habis dimakan orang yang kosong perutnya. Bahkan gandum yang di tengah belukar, habis dilalap orang yang lapar. Milik dan kekayaan mereka menjadi incaran orang yang haus harta
Bukan dari bumi kejahatan muncul; bukan dari tanah kesusahan timbul
Bukan! Melainkan manusia sendirilah yang mendatangkan celaka atas dirinya, seperti percikan bunga api timbul dari apinya sendiri
Kalau aku dalam keadaanmu, pada Allah aku akan berseru. Kepada-Nya aku akan mengadu, serta menyerahkan perkaraku
Karya-karya Allah luar biasa; tidak sanggup kita memahaminya. Mujizat-mujizat yang dibuat-Nya, tak terbilang dan tiada habisnya
Ia menurunkan hujan ke atas bumi, hingga ladang dan padang basah tersirami
Dialah Allah yang meninggikan orang rendah, dan membahagiakan orang yang susah
Digagalkan-Nya rencana orang licik, dijebak dan ditangkap-Nya orang cerdik, sehingga semua usaha mereka tak jadi, dan mereka tertipu oleh akalnya sendiri
Pada siang hari mereka tertimpa kelam, meraba-raba seperti di waktu malam
Tetapi Allah menyelamatkan: orang miskin dari kematian, orang rendah dari penindasan
Kini ada harapan pula bagi orang yang tidak punya. Dan orang jahat diam seribu bahasa, karena Allah telah membungkam mulutnya
Mujurlah engkau bila Allah menegurmu! Jangan kecewa bila Ia mencelamu
Sebab Allah yang menyakiti, Ia pula yang mengobati. Dan tangan-Nya yang memukuli, juga memulihkan kembali
Jikalau bahaya mengancam, selalu engkau diselamatkan
Apabila paceklik mencekam, kau tak akan mati kelaparan. Jika perang mengganas seram, kau aman dari kematian
Kau dijaga dari fitnah dan hasut; kauhadapi musibah tanpa takut
Bila kekejaman dan kelaparan melanda, kau akan tabah dan bahkan tertawa. Kau tidak merasa takut atau cemas, menghadapi binatang buas yang ganas
Ladang yang kaubajak tak akan berbatu; binatang yang liar tak akan menyerangmu
Kau akan aman tinggal di kemahmu; dan jika kauperiksa domba-dombamu, semuanya selamat, tak kurang suatu
Anak cucumu tidak akan terbilang, mereka sebanyak rumput di padang
Bagai gandum masak, dituai pada waktunya, engkau pun akan hidup segar sampai masa tua
Ayub, semuanya itu telah kami periksa. Perkataan itu benar, jadi terimalah saja.

6

Lalu Ayub menjawab, "Andaikata duka nestapaku ditimbang beratnya
pasti lebih berat daripada pasir samudra. Jadi, jangan heran jika kata-kataku kurang hati-hati serta terburu-buru
Panah dari Yang Mahakuasa menembus tubuhku; racunnya menyebar ke seluruh jiwa ragaku. Kedahsyatan Allah sangat mengerikan, dan menyerang aku bagai pasukan lawan
Keledai akan puas jika diberi rumput muda, begitu pula lembu jika diberi makanannya
Tetapi makanan hambar, siapa suka? Mana boleh putih telur ada rasanya
Tidak sudi aku menyentuhnya; muak aku jika memakannya
Mengapa Allah enggan mendengar doaku? Mengapa tak diperhatikan-Nya seruanku
Kiranya Allah berkenan meremukkan aku! Kiranya Ia bertindak dan membunuh aku
Bagiku hal itu akan merupakan hiburan; aku bakal menari di tengah penderitaan. Segala perintah Allah Yang Mahakudus, telah kutaati dan kuperhatikan terus
Apa kekuatanku sehingga aku masih ada? Apa harapanku untuk ingin hidup lebih lama
Sekuat batukah badanku ini? Dari tembagakah tubuhku ini
Habislah tenagaku mencari bantuan; bagiku tak ada lagi pertolongan
Dalam derita seperti ini, kudambakan sahabat sejati. Entah aku masih tetap setia atau sudah melalaikan Yang Mahakuasa
Tetapi kamu, hai kawan-kawan, tak dapat dipercaya dan diandalkan. Kamu seperti kali yang habis airnya, di kala hujan tak kunjung tiba
Kamu seperti sungai yang diam dan kaku, karena tertutup salju dan air beku
Segera bila tiba musim panas, salju dan es itu hilang tanpa bekas. Dasar sungai menjadi gersang, tidak berair dan kering kerontang
Kafilah-kafilah sesat ketika mencari air; mereka mengembara dan mati di padang pasir
Kafilah dari Syeba dan dari Tema mencari air itu dan mengharapkannya
Tetapi harapan mereka sia-sia di tepi kali yang tiada airnya
Seperti sungai itulah kamu, kawanku; kaumundur dan takut melihat deritaku
Kenapa? Apakah kuminta sesuatu darimu? Atau menyuruhmu menyogok orang untuk kepentinganku
Apakah aku minta diselamatkan dan ditebus dari musuh yang tak berbelaskasihan
Nah, ajarilah aku, tunjukkanlah kesalahanku! Aku akan diam dan mendengarkan perkataanmu
Kata-kata yang tulus menyejukkan hati, tetapi bicaramu kosong, tiada arti
Segala perkataanku kamu anggap angin saja; percuma kamu jawab aku yang sudah putus asa
Bahkan anak yatim piatu kamu undikan nasibnya, teman karibmu kamu curangi untuk menjadi kaya
Coba, perhatikanlah aku; masakan aku ini berdusta kepadamu
Jangan bertindak tak adil, sadarlah! Jangan mencela aku, aku sungguh tak salah
Apakah pada sangkamu aku berdusta, tak bisa membedakan yang baik dan yang tercela

7

Manusia itu seperti dipaksa berjuang; hidupnya berat seperti hidup seorang upahan
seperti budak yang merindukan naungan; seperti buruh yang menantikan imbalan
Bulan demi bulan hidupku tanpa tujuan; malam demi malam hatiku penuh kesedihan
Bila aku pergi tidur, malam merentang panjang; kurindukan fajar, tak dapat kuberbaring tenang
Tubuhku penuh cacing dan kerak darah; kulitku luka dan mengeluarkan nanah
Hidupku yang tanpa harap itu melaju menuju akhirnya, lebih laju daripada penenun menjalankan sekocinya
Ingatlah, ya Allah, hidupku hanya hembusan napas; kebahagiaanku hilang, tak meninggalkan bekas
Kini Engkau melihat aku--tetapi itu tidak lama. Jika nanti aku Kaucari, maka sudah tiada
Seperti awan yang meredup lalu menghilang, manusia pun mati, tak akan kembali pulang. Semua orang yang pernah mengenal dia, lupa kepadanya dan tak lagi mengingatnya
Sebab itu aku tak dapat tinggal diam! Rasa pedih dan pahitku tak dapat kupendam. Aku harus membuka mulutku, dan mencurahkan isi hatiku
Mengapa aku ini terus Kauawasi dan Kaujaga? Apakah aku ini naga laut yang berbahaya
Aku berbaring dan mencoba melepaskan lelah; aku mencari keringanan bagi hatiku yang gundah
Tetapi Kautakuti aku dengan impian; Kaudatangkan mimpi buruk dan khayalan
Sehingga aku lebih suka dicekik lalu mati daripada hidup dalam tubuh penuh derita ini
Aku lelah dan jemu hidup; aku ingin mati! Biarkan aku, sebab hidupku tidak berarti
Mengapa manusia begitu penting bagi-Mu? Mengapa tindakannya Kauperhatikan selalu
Kauselidiki dia setiap pagi, dan setiap saat dia Kauuji
Kapankah Engkau berpaling daripadaku, sehingga sempat aku menelan ludahku
Hai Penjagaku, rugikah Engkau karena dosaku? Mengapa Kaupakai aku sebagai sasaran panah-Mu? Begitu beratkah aku membebani diri-Mu
Tidak dapatkah Engkau mengampuni dosaku? Tidak mungkinkah Engkau menghapuskan salahku? Sebentar lagi aku terbaring dalam kuburan, dan bila Kaucari aku, tak akan Kaudapatkan.

8

Lalu berkatalah Bildad, "Berapa lama lagi kaubicara begitu? Kata-katamu seperti angin yang menderu
Allah tidak pernah membengkokkan keadilan; tidak pernah gagal menegakkan kebenaran
Mungkin anak-anakmu berdosa terhadap Dia, maka sepantasnyalah mereka dihukum oleh-Nya
Tetapi jika kepada-Nya engkau bernaung, meminta belas kasihan dan memohon ampun
jika hatimu jujur, tanpa cela, Allah akan menolongmu dengan segera; dan sebagai imbalan, rumah tanggamu akan dipulihkan
Kekayaanmu yang hilang itu tidak berarti dibandingkan dengan apa yang kaudapat nanti
Orang arif di zaman dahulu hendaknya kauperhatikan, dan kaurenungkan pengalaman para nenek moyang
Hidup kita pendek, kita tak tahu apa-apa; hari-hari kita seperti bayangan belaka
Dengarkan perkataan orang arif itu dahulu, mereka memberi pelajaran ini kepadamu
'Di tempat berair saja tumbuh gelagah; pandan hanya terdapat di tanah bencah
Jika airnya kering, gelagah itu merana, lebih cepat daripada tumbuhan lainnya. Padahal masih segar dan belum saatnya, ia dipotong dan diambil manfaatnya
Begitulah orang yang tidak bertuhan. Ia lupa pada Allah, maka hilanglah harapan
Seutas benang yang lembut menjadi andalannya; sarang laba-laba menjadi kepercayaannya
Kuatkah sarang itu jika dijadikan sandaran? Tahankah benang itu jika dijadikan pegangan?
Seperti ilalang, segarlah orang yang tidak bertuhan; jika disinari surya, ia tumbuh subur dan memenuhi taman
Akarnya membelit batu-batu di tanah; melilit kuat, ia tak mudah goyah
Tetapi, coba, cabutlah sekarang ilalang itu, maka seolah-olah tak pernah ia ada di situ
Ya, kesenangan orang jahat cuma itu saja; orang lain datang dan menggantikan dia
Tapi Allah tak pernah meninggalkan orang setia, dan tak pernah pula Ia menolong orang durhaka
Mulutmu akan dibuat-Nya tertawa, bibirmu akan bersorak-sorak ria
Pembencimu akan malu dan merasa rendah, dan rumah penjahat akan dirusak hingga musnah.

9

Tapi Ayub menjawab, "Memang, aku tahu, kata-katamu itu tak salah. Tapi, mana mungkin manusia berperkara melawan Allah dan mengalahkan-Nya
Dari seribu pertanyaan yang diajukan Allah, satu pun tak dapat dijawab oleh manusia
Allah itu sangat arif dan berkuasa; siapa dapat tahan melawan Dia
Allah memindahkan gunung tanpa diketahui orang, lalu menjungkirbalikkannya dengan murka dan berang
Allah membuat gempa sampai bumi berguncang, dan tiang penyangga dunia bergoyang-goyang
Allah dapat melarang matahari terbit di waktu pagi, dan mencegah bintang-bintang bersinar di malam hari
Dibentangkan-Nya angkasa tanpa bantuan; diinjak-injak-Nya punggung naga lautan
Dipasang-Nya gugusan bintang selatan di cakrawala, juga bintang Biduk, bintang Belantik dan bintang Kartika
Tak dapat kita memahami segala karya-Nya, tak sanggup kita menghitung mujizat-mujizat-Nya
Ia lewat di mukaku, tapi tidak tampak olehku; Ia lalu disampingku, tapi tidak nyata bagiku
Jika Ia merampas, siapa berani melarang-Nya? atau berani bertanya pada-Nya, 'Hai, Kau sedang apa?
Allah tidak menahan marah dan panas hati-Nya; para pembantu Rahab pun takluk kepada-Nya
Jadi, bagaimana aku dapat membantah Dia? Dengan kata-kata apa aku akan menjawab-Nya
Walaupun aku tidak bersalah, apa dayaku, kecuali mohon belas kasihan dari Allah hakimku
Seandainya Ia menjawab bila aku berseru, aku ragu, benarkah Ia sudi mendengar suaraku
Dia meremukkan aku dalam angin topan, dan menambah deritaku tanpa alasan
Tak dibiarkan-Nya aku menghela napas barang sesaat; bahkan dilimpahi-Nya aku dengan kepahitan yang hebat
Haruskah aku adu tenaga dengan Dia? Tetapi lihat, betapa hebat kekuatan-Nya! Seandainya terhadap Dia aku mengajukan gugatan, siapa berani memanggil-Nya ke pengadilan
Aku setia dan tak berbuat dosa, tetapi mulutku seakan berkata sebaliknya; setiap kata yang dibentuk bibirku, seolah-olah mempersalahkan diriku
Aku tak bersalah, tapi aku tak perduli. Aku jemu hidup. Bagiku tak ada yang penting lagi; yang bersalah dan yang benar, sama saja nasibnya: Allah akan membinasakan kedua-duanya
Bila orang yang tak bersalah mati tiba-tiba, Allah hanya tertawa saja
Bumi diserahkan Allah kepada pendurhaka, dan hakim-hakim telah dibuat-Nya buta semua. Allah melakukan semua ini, kalau bukan Dia, siapa lagi
Hari-hariku berlalu dengan kencang, lalu menghilang tanpa merasa senang
Seperti perahu laju, hidupku lewat dengan segera, secepat burung elang menukik, menyambar mangsanya
Jika aku mau tersenyum dan tertawa gembira, jika kucoba melupakan segala derita, maka dukaku datang kembali, memburu aku; sebab kutahu, Allah tetap mempersalahkan aku
Nah, jika begitu, peduli apa aku
Tak ada sabun yang dapat menghilangkan dosaku
Allah membenamkan aku dalam kotoran, sampai pakaianku pun menganggap aku menjijikkan
Seandainya Allah itu manusia, aku akan dapat menjawab Dia; lalu kami akan menghadap ke pengadilan untuk menyelesaikan segala pertengkaran
Tapi di antara kami tak ada jaksa yang dapat mengadili kami berdua
Semoga Allah berhenti menghukum aku dan menjauhkan kedahsyatan-Nya daripadaku
Aku tidak takut kepada-Nya dan akan bicara kini, sebab aku mengenal hatiku sendiri

10

Aku bosan dan muak dengan hidupku, maka kucurahkan kepahitan jiwaku
Ya Allah, janganlah aku Kaupersalahkan; jelaskanlah mengapa aku Kaulawan
Apa untungnya jika Engkau menindas begini, dan membuang hasil karya-Mu sendiri? Apa untungnya jika Engkau mendukung pendapat dan rencana para penjahat
Pandangan-Mu tak sama dengan pandangan manusi
dan usia-Mu tidak sependek umurnya
Kalau begitu, mengapa Kauusut segala dosaku? mengapa Kauburu setiap kesalahanku
Sebenarnya Engkau tahu dan sadar, bahwa aku tak salah, tetapi benar. Kau tahu bahwa seorang pun tidak mampu menyelamatkan aku dari tangan-Mu
Aku ini dibentuk oleh tangan-Mu, masakan kini hendak Kaubinasakan aku
Ingatlah bahwa dari tanah liat Kauciptakan aku! Masakan Kaubuat aku kembali menjadi debu
Kaumungkinkan ayahku menjadikan aku dan Kaubesarkan aku dalam rahim ibu
Tubuhku Kaubentuk dengan kerangka dan urat; tulangku Kauberi daging dan kulit pembebat
Kauberi aku hidup; Engkau mengasihi aku, nyawaku Kaujaga dengan pemeliharaan-Mu
Tetapi sekarang kutahu bahwa selama itu, diam-diam telah Kaurancangkan celakaku
Kauawasi aku kalau-kalau berbuat kesalahan agar dapat Kautolak memberi pengampunan
Jikalau aku berbuat dosa, maka nasibku sungguh celaka! Tapi jika perbuatanku tak tercela, tetaplah aku dianggap berbuat dosa! Tak berani aku mengangkat kepala, sebab merasa sedih dan terhina
Jika kuberhasil, walau tak seberapa, Engkau memburu aku seperti singa. Dan Kautunjukkan kembali kuasa-Mu, hanyalah untuk menakutkan aku
Selalu Kauajukan saksi melawan aku; dan semakin besarlah murka-Mu kepadaku. Kaukerahkan pasukan-pasukan baru untuk menyerang dan memerangi aku
Mengapa Kaubiarkan aku lahir ke dunia? Lebih baik aku mati saja sebelum dilihat manusia
Maka seolah-olah aku tidak pernah dilahirkan, sebab dari rahim langsung dikuburkan
Ah, tak lama lagi aku akan mati, maka biarkanlah aku sendiri, agar dapat aku menikmati masaku yang masih sisa ini
Tak lama lagi aku pergi dan tak kembali, menuju negeri yang gelap dan suram sekali
negeri yang kelam, penuh bayangan dan kekacauan, di mana terang serupa dengan kegelapan.

11

Kemudian Zofar berkata, "Tidakkah omong kosong itu diberi jawaban? Haruskah orang yang banyak mulut itu dibenarkan
Ayub, kaukira kami tak mampu menjawabmu? Kausangka kami bungkam karena ejekanmu
Menurut anggapanmu kata-katamu itu tak salah; menurut pendapatmu engkau bersih di hadapan Allah
Tapi, semoga Allah sendiri berbicara
Dan semoga engkau diberitahu oleh-Nya, bahwa hikmat itu banyak seginya, dan tak dapat dimengerti manusia. Maka sadarlah engkau bahwa deritamu tak berapa, dibandingkan dengan hukuman yang layak kauterima
Masakan hakekat Allah dapat kauselami? Masakan mampu kuasa-Nya engkau fahami
Kuasa-Nya lebih tinggi daripada angkasa; tak dapat engkau menjangkau dan meraihnya. Kuasa-Nya lebih dalam dari dunia orang mati, tak dapat kaumengerti sama sekali
Kuasa Allah lebih luas daripada buana, dan lebih lebar dari samudra raya
Jika Ia menangkap dan membawamu ke mahkamah-Nya, maka siapa berani menghalangi tindakan-Nya
Allah mengenali orang yang suka berdusta; kejahatan mereka tak luput dari mata-Nya
Kalau induk keledai liar melahirkan keledai jinak, barulah orang bodoh menjadi bijak
Ayub, bersihkanlah hatimu, menyesallah! Berdoalah kepada Allah
Hilangkanlah dosa dari hatimu dan jauhkanlah kejahatan dari rumahmu
Maka kau boleh menghadapi hidup dengan tabah dan gagah; kau akan berdiri teguh dan tak perlu merasa gelisah
bahkan deritamu tidak lagi kaukenang; bagai banjir yang surut, dilupakan orang
Hidupmu akan menjadi lebih terang dari siang hari, dan saat-saat gelap dalam hidupmu secerah sinar pagi
Kau akan teguh dan penuh harapan; Allah akan melindungimu sehingga kau aman
Engkau tidak akan takut kepada seteru; banyak orang akan minta tolong kepadamu
Tapi orang jahat akan memandang kebingungan, sebab bagi mereka tak ada pertolongan. Satu-satunya harapan mereka ialah agar ajal segera tiba.

12

Ayub menjawab, "Memang, kamu ini mewakili umat manusia. Jika kamu mati, hikmat akan mati juga
Aku pun manusia yang berakal budi; semua yang kamu katakan itu sudah kumengerti. Lagipula, siapa yang tak tahu semua itu? Jadi, jangan sangka kamu melebihi aku
Aku ditertawakan teman dan sahabat, padahal aku ini benar dan tanpa cacat. Dahulu Allah menjawab doaku, bilamana aku berseru minta dibantu
Kamu menghina orang celaka, sedang hidupmu aman; orang yang hampir jatuh kamu beri pukulan
Tetapi hidup perampok tidak terancam; orang yang berani menentang Allah, hidup tentram. Padahal dewa yang menjadi andalan mereka, hanyalah kekuatan sendiri saja
Bertanyalah kepada burung dan binatang lainnya maka kamu akan diberi pengajaran oleh mereka
Mintalah keterangan kepada makhluk di bumi dan di lautan, maka kamu akan menerima penjelasan
Siapa di antara semua itu tidak menyadari, bahwa pencipta mereka adalah Allah sendiri
Dia mengatur hidup segala makhluk yang ada; Dia berkuasa atas nyawa setiap manusia
Seperti lidahku suka mengecap makanan yang nyaman, begitulah telingaku suka mendengar perkataan
Kabarnya, hikmat ada pada orang yang tinggi umurnya, tapi hikmat dan kekuatan ada pada Allah saja. Konon pengertian ada pada orang yang lanjut usia, namun pengertian dan wewenang ada pada Allah jua
Apa yang dibongkar-Nya tak dapat dibangun lagi siapa yang ditawan-Nya tak dapat bebas kembali
Ia membendung air, maka kering dan tandus semuanya; Ia melepaskannya mengalir, maka banjir melanda
Allah itu kuat, tangguh dan jaya! Si penipu dan yang tertipu ada di bawah kekuasaan-Nya
Dicabut-Nya hikmat para penguasa pemerintahan, dan para pemimpin dijadikan-Nya bahan tertawaan
Digulingkan-Nya raja dan ditawan-Nya mereka
direndahkan-Nya imam-imam dan para pemuka
Dibungkam-Nya orang yang fasih bicara, dicabut-Nya hikmat orang-orang tua
Dipermalukan-Nya orang yang terkemuka; diambil-Nya kedaulatan mereka yang berkuasa
Diterangi-Nya tempat-tempat yang suram; disinari-Nya bayangan-bayangan hitam kelam
Bangsa-bangsa dibuat-Nya berkembang dan makmur, lalu dibinasakan-Nya mereka sampai hancur
Dijadikan-Nya para pemimpin kebingungan, sehingga mereka mengembara tanpa tujuan
Mereka meraba-raba di dalam kegelapan, dan terhuyung-huyung bagai orang mabuk minuman

13

Semuanya itu pernah kulihat dan kudengar sendiri, dan sungguh-sungguh kufahami
Apa yang kamu tahu, aku pun tahu; jangan sangka aku kalah denganmu
Tetapi aku hendak bicara dengan Yang Mahakuasa; aku ingin membela perkaraku di hadapan Allah
Sebab kamu menutupi kebodohanmu dengan tipu, tak ubahnya seperti dukun-dukun palsu
Seandainya kamu tidak bicara, mungkin kamu dianggap bijaksana
Maka dengarkanlah bantahanku; perhatikanlah pembelaanku
Bolehkah demi Allah, kamu berdusta? Bolehkah kamu berbohong untuk kepentingan-Nya
Bolehkah kamu memihak Allah, dan membela-Nya sebagai pengacara
Jika Allah memeriksamu, akan baikkah hasilnya? Dapatkah kamu menipu-Nya seperti menipu manusia
Bila kamu memihak, walaupun dengan diam-diam, kamu akan dihukum Allah dengan kejam
Apakah keagungan Allah tidak mengejutkan jiwamu? Apakah dahsyat-Nya tidak mengecutkan hatimu
Segala nasihatmu seperti debu yang tak berfaedah; pembelaanmu seperti tanah lempung yang mudah pecah
Sebab itu diamlah, biarlah aku bicara! Aku tak perduli bagaimana pun akibatnya
Aku siap mempertaruhkan nyawa
Aku nekad sebab sudah putus asa! Jika Allah hendak membunuhku, aku berserah saja, namun akan kubela kelakuanku di hadapan-Nya
Mungkin karena keberanianku itu aku selamat, sebab orang jahat tak akan berani menghadap Allah
Sekarang dengarlah baik-baik perkataanku; perhatikanlah keteranganku
Perkaraku sudah siap kukemukakan; aku yakin, tak dapat aku dipersalahkan
TUHAN, jika Engkau datang dan menuduh aku, aku akan diam dan menunggu ajalku
Tapi kabulkanlah dua permohonanku ini, supaya aku berani menghadap-Mu lagi
berhentilah menyiksa aku, dan janganlah Kautimpa aku dengan kedahsyatan-Mu
Bicaralah, maka akan kuberi jawaban. Atau biarlah aku bicara, lalu berilah balasan
Berapa banyak salah dan dosa yang kulakukan? Segala pelanggaranku hendaknya Kausebutkan
Mengapa Kau menghindar dan menyingkir daripadaku? Apa sebabnya Kauanggap aku sebagai musuh-Mu
Aku hanya daun yang gugur kena angin lalu, masakan Kaugentarkan aku! Aku hanya jerami yang kering dan layu, mana boleh Kaukejar-kejar aku
Kautentukan nasib yang pahit bagiku; Kaubalaskan kesalahanku di masa mudaku
Kakiku Kauikat dengan rantai besi; segala gerak-gerikku Kauawasi. Bahkan telapak kakiku, tak lepas dari pandangan-Mu
Maka aku menjadi rapuh seperti kayu yang busuk; seperti kain dimakan ngengat aku menjadi lapuk

14

Sejak lahir manusia itu lemah, tidak berdaya; hidupnya singkat serta penuh derita
Ia bersemi dan layu seperti kembang; lenyap seperti bayangan, terus menghilang
Ya Allah, masakan Engkau mau memandangku, dan menghadapkan aku ke pengadilan-Mu
Dapatkah manusia yang berdosa mendatangkan hal yang sempurna
Jumlah umur manusia sudah Kautentukan; jumlah bulannya sudah Kaupastikan. Kautetapkan pula batas-batas hidupnya; tidak mungkin ia melangkahinya
Biarkanlah ia beristirahat, jangan ganggu dia; supaya ia dapat menikmati hidupnya sampai selesai tugasnya
Masih ada harapan bagi pohon yang ditebang; ia akan bertunas lagi, lalu bercabang
Meskipun di dalam tanah akarnya menjadi lapuk, dan tanggulnya mati karena busuk
tetapi bila disentuh air, ia tumbuh lagi; seperti tanaman muda, tunas-tunasnya muncul kembali
Tapi bila manusia mati, habis riwayatnya; ia meninggal dunia, lalu ke mana perginya
Seperti air menguap dari dalam telaga, seperti sungai surut sampai habis airnya
begitu pula manusia yang telah mati: ia tidak akan dapat bangkit kembali. Ia tak akan terjaga selama langit masih ada, tak pernah lagi bangun dari tidurnya
Sembunyikanlah aku di dalam dunia orang mati; lindungilah aku sampai Kau tidak marah lagi. Tapi tentukanlah waktu untuk mengingat diriku
Sebab, apabila manusia mati, dapatkah ia hidup kembali? Hari demi hari aku menunggu sampai masa pahitku ini lalu
Maka Engkau akan memanggil aku, dan aku pun akan memberi jawaban; Engkau akan sayang lagi kepadaku, makhluk yang Kauciptakan
Lalu akan Kauawasi setiap langkahku, tapi tidak lagi Kauperhatikan dosaku
Dosaku akan Kauampuni dan Kausingkirkan; salahku waktu dulu akan Kauhapuskan
Kelak gunung-gunung akan runtuh dan porak poranda, dan gunung batu yang kokoh bergeser dari tempatnya
Batu-batu akan dikikis oleh air yang mengalir kuat; tanah akan dihanyutkan oleh hujan yang lebat. Demikianlah Kauhancurkan harapan manusia
Kaukalahkan dia untuk selama-lamanya; Kausuruh dia pergi dan Kauubah wajahnya
Anak-anaknya menjadi orang mulia, tetapi ia tidak mengetahuinya. Dan apabila mereka menjadi hina, tak ada yang memberitahukan kepadanya
Hanya nyeri tubuhnya yang dirasakannya; hanya pilu hatinya yang dideritanya.

15

Maka Elifas menjawab, "Omong kosong, Ayub, cakapmu sungguh tiada arti! Tak ada orang arif yang menjawab seperti kau ini, tak akan ia membela dirinya dengan kata-kata yang tak ada maknanya
Seandainya omonganmu itu dituruti, tak seorang pun takut atau berdoa kepada Allah lagi
Kata-katamu membuktikan bahwa engkau bersalah, tapi kejahatanmu kaututupi dengan bersilat lidah
Tak perlu engkau kutuduh dan persalahkan, sebab oleh kata-katamu sendiri kau diadukan
Kaukira engkau manusia pertama yang dilahirkan? Hadirkah engkau ketika gunung-gunung diciptakan
Apakah kau mendengar Allah membuat rencana-Nya? Apakah hanya engkau yang mempunyai hikmat manusia
Segala yang kauketahui, kami pun ketahui; segala yang kaufahami, jelas pula bagi kami
Hikmat ini kami terima dari orang yang beruban; mereka sudah ada sebelum ayahmu dilahirkan
Mengapa penghiburan Allah enggan kauterima? Kami bicara dengan sabar dan lembut atas nama-Nya
Tetapi kau naik pitam, matamu menyala-nyala
kau marah kepada Allah dan membantah-Nya
Mungkinkah manusia sama sekali tak salah? Dapatkah ia dibenarkan di hadapan Allah
Bahkan kepada malaikat pun Allah tidak percaya; mereka tidak suci pada pemandangan-Nya
Apalagi manusia yang bejat dan ternoda, yang meneguk kejahatan seperti air saja
Dengar Ayub, kau akan kuterangkan sesuatu
yang diajarkan orang arif kepadaku. Ajaran itu diterimanya dari leluhurnya, dan diteruskan dengan lengkap kepada keturunannya
Waktu itu tak ada orang asing di negeri mereka; tak ada yang menyesatkan mereka dari Allah
Orang jahat yang menindas sesamanya, akan merasa cemas sepanjang hidupnya
Bunyi-bunyi dahsyat memekakkan telinganya; di saat yang aman perampok datang menyerangnya
Tak ada harapan baginya mengelak kegelapan, sebab pedang pembunuh mengejarnya pada setiap kesempatan
Burung-burung nasar menunggu saat kematiannya, mereka hendak melahap mayatnya. Maka sadarlah ia bahwa suramlah hari depannya
Bencana bagaikan raja perkasa, sudah siap hendak menyergapnya
Begitulah nasib orang yang menantang Allah, dan berani melawan Yang Mahakuasa
Dengan sombong ia menyerbu dan melawan Allah; diangkatnya perisainya, ia pantang mengalah
Ia menetap di kota-kota yang porak-poranda, di rumah-rumah yang tak ada penghuninya. Kota-kota itu sudah ditentukan untuk tetap menjadi reruntuhan
Kekayaan orang itu akan hilang tanpa bekas; harta bendanya akan habis tandas
Ia tak akan luput dari gelap gulita; api akan menghanguskan tunas-tunasnya. Ia akan musnah oleh hembusan mulut Allah
Jika ia percaya kepada yang tak berguna, akan tertipulah ia; dan imbalan yang akan diterimanya, tidak berguna juga
Sebelum tiba masanya, ia akan mati, seperti dahan layu yang tak dapat hijau lagi
Ia seperti pohon anggur yang gugur buahnya, seperti pohon zaitun yang rontok bunganya
Orang yang jahat tak akan berketurunan; habis terbakarlah rumah yang dibangunnya dari hasil suapan
Itulah mereka yang merancangkan kejahatan dan melaksanakannya; tipu muslihat selalu terkandung dalam hatinya.

16

Tetapi Ayub menjawab, "Seringkali kudengar pendapat demikian; penghiburanmu hanyalah siksaan
Kapankah omong kosong itu kamu hentikan? Apa yang merangsang kamu untuk memberi jawaban
Seandainya kamu ini aku, dan aku kamu, aku pun dapat bicara sama seperti itu. Kubanjiri kamu dengan penuturan; kepalaku akan kugeleng-gelengkan
Hatimu akan kukuatkan dengan berbagai anjuran; kata-kataku akan memberi penghiburan
Kalau aku bicara, deritaku tidak reda; jika aku berdiam diri, apa pula gunanya
Allah, membuat aku kepayahan; seluruh keluargaku telah dibinasakan
Dia menentang dan menangkap aku. Sekarang kurus keringlah tubuhku, dan bagi banyak orang itulah buktinya bahwa aku telah berdosa
Dengan geram Allah merobek-robek tubuhku; dengan sangat benci Ia memandang aku
Orang-orang mengejek aku dengan mulut terbuka lebar; aku dikeroyok dan pipiku ditampar
Allah menyerahkan aku kepada orang durhaka; aku dijatuhkan-Nya ke tangan orang durjana
Tadinya hidupku aman dan sentosa, tapi Allah menyerang aku dengan tiba-tiba. Tengkukku dicengkeram-Nya dan aku dicampakkan; dijadikan-Nya aku sasaran untuk latihan
Tanpa rasa iba Ia terus memanah aku, sehingga terburailah isi perutku
Ia menyerbu seperti seorang pejuang, dan melukai aku dengan berulang-ulang
Aku memakai karung tanda kesedihan, dan duduk dalam debu karena dikalahkan
Wajahku merah karena tangisku; kelopak mataku bengkak dan biru
Tapi aku tidak melakukan kekerasan; nyata tuluslah doaku kepada TUHAN
Hai bumi, kejahatan terhadapku jangan sembunyikan; jangan diamkan teriakku minta keadilan
Aku tahu bahwa Pembelaku ada di surga; Ia memberi kesaksian bahwa aku tak berdosa
Aku diejek teman-temanku dan ditertawakan; sambil menangis aku menghadap Allah minta bantuan
Ah, kiranya Allah sendiri membela aku di hadapan-Nya, seperti seorang yang rela membela sahabatnya
Tahun-tahunku yang sisa tak banyak lagi; sebentar lagi aku pergi dan tak akan kembali

17

Ajalku sudah dekat, hampir putuslah napasku; hanyalah kuburan yang tinggal bagiku
Orang menjadikan aku bahan ejekan; kulihat betapa mereka melontarkan sindiran
Aku ini jujur, ya Allah. Percayalah padaku! Siapa lagi yang dapat menyokong perkataanku
Kaututup hati mereka sehingga tak mengerti; jangan sampai mereka menundukkan aku kini
Menurut pepatah, siapa mengadukan teman demi keuntungan, anak-anaknya sendiri akan menerima pembalasan
Kini aku disindir dengan pepatah itu; mereka datang untuk meludahi mukaku
Mataku kabur karena dukacita; seluruh tubuhku kurus merana
Orang yang saleh, terkejut dan heran; orang yang tak bersalah, menganggap aku tidak bertuhan
Orang yang baik dan yang tidak bersalah, makin yakin cara hidupnya berkenan kepada Allah
Tapi seandainya kamu semua datang ke mari, tak seorang bijaksana pun yang akan kudapati
Hari-hariku telah lalu, gagallah segala rencanaku; hilang pula semua cita-cita hatiku
Tetapi sahabat-sahabatku berkata, 'Malam itu siang dan terang hampir tiba.' Namun aku tahu dalam hatiku bahwa tetap gelaplah keadaanku
Hanya dunia mautlah yang kuharapkan, di sanalah aku akan tidur dalam kegelapan
Kuburku kunamakan "Ayahku", dan cacing-cacing pemakan tubuhku kusebut "Ibu" dan "Saudara perempuanku"
Di manakah harapan bagiku; siapa melihat adanya bahagia untukku
Apabila aku turun ke dunia orang mati, aku tidak mempunyai harapan lagi.

18

Maka jawab Bildad, "Hai Ayub, kapankah kau habis bicara? Diamlah, dan dengarkanlah kini kami mau berkata-kata
Mengapa kauanggap kami dungu, dan kausamakan kami dengan lembu
Kemarahanmu hanya menyakiti dirimu. Haruskah untuk kepentinganmu bumi kehilangan penduduknya, dan gunung-gunung dipindahkan dari tempatnya
Pelita orang jahat pasti dipadamkan; apinya tak akan pernah lagi dinyalakan
Terang dalam kemahnya menjadi pudar; pelita penerangnya tidak lagi bersinar
Langkahnya yang mantap menjadi terhuyung-huyung; rancangannya sendiri menyebabkan ia tersandung
Ia berjalan ke dalam jaring, maka tersangkutlah kakinya
Tumitnya terjerat oleh perangkap, sehingga tertangkaplah ia
Di tanah, tersembunyi tali jerat; di jalan, terpasang jebak dan pikat
Orang jahat dikejutkan oleh kengerian dari segala arah; ketakutan mengikutinya langkah demi langkah
Dahulu ia kuat, kini ia merana; bencana menemaninya di mana-mana
Kulitnya dimakan penyakit parah; lengan dan kakinya busuk bernanah
Ia direnggut dari kemahnya, tempat ia merasa aman, lalu diseret untuk menghadap kematian
Kini siapa saja boleh tinggal dalam kemahnya, dan di situ ditaburkan belerang, pembasmi penyakitnya
Akar-akarnya gersang dan berkerut; ranting-rantingnya kering dan kisut
Ia tak dikenal lagi di dalam maupun di luar kota; tak ada seorang pun yang masih ingat namanya
Dari terang ia diusir ke dalam kegelapan; dari dunia orang hidup ia dienyahkan
Anak dan keturunan ia tak punya; di kampung halamannya seorang pun tak tersisa
Mendengar nasibnya penduduk di barat terkejut, sedang penduduk di timur gemetar karena takut
Begitulah nasib orang durhaka, mereka yang tidak mengindahkan Allah.

19

Tetapi Ayub menjawab, "Mengapa aku terus kamu kecam, dan kamu siksa dengan perkataan
Berkali-kali kamu menghina aku, dan kamu aniaya aku tanpa rasa malu
Seandainya salah perbuatanku, itu tidak merugikan kamu
Kamu pikir dirimu lebih baik daripadaku; susahku kamu anggap bukti kesalahanku
Ketahuilah bahwa aku sedang disiksa Allah, dan ditangkap dalam perangkap-Nya
Aku meronta karena kekejaman-Nya itu, tetapi tidak seorang pun yang memperhatikan aku. "Di mana keadilan," teriakku, tetapi tak ada yang mendengar aku
Allah menutup jalanku, aku tak dapat lewat, lorong-lorongku dibuat-Nya gelap pekat
Ia merampas hartaku semua, dan nama baikku dirusakkan-Nya
Ia menghantam aku dari segala jurusan, seperti orang mencabut akar dari tanaman, lalu membiarkannya merana dan layu, begitulah direnggut-Nya segala harapanku
Murka Allah kepadaku menyala-nyala; aku dianggap-Nya sebagai musuh-Nya
Pasukan-Nya menyerbu tanpa dapat dibendung; jalanku dihalangi, dan kemahku dikepung
Sanak saudaraku dijauhkan-Nya daripadaku; aku menjadi orang asing bagi semua kenalanku
Kaum kerabatku semua menjauhkan diri; teman-temanku tak ingat kepadaku lagi
Hamba perempuanku lupa siapa aku, tuan mereka; dianggapnya aku orang yang belum dikenalnya
Kupanggil hambaku, tapi ia tak menyahut, meskipun kubujuk dia dengan lembut
Istriku muak mencium bau napasku, saudara kandungku tak sudi mendekatiku
Aku dihina oleh anak-anak di jalan; jika aku berdiri, aku ditertawakan
Melihat aku, teman karibku merasa ngeri; aku ditinggalkan mereka yang kukasihi
Tubuhku tinggal kulit pembalut tulang; hampir saja aku mati dan nyawaku melayang
Hai kawan-kawanku, kasihanilah aku, sebab tangan Allah memukul aku
Allah terus menekan aku; mengapa kamu tiru Dia? Belum puaskah kamu menyiksa
Ah, kiranya kata-kataku dicatat, sehingga akan selalu diingat
kiranya dengan besi dipahat pada batu, supaya bertahan sepanjang waktu
Aku tahu bahwa di surga ada Pembelaku; akhirnya Ia akan datang menolong aku
Meskipun kulitku luka-luka dan pecah, tapi selama aku bertubuh, akan kupandang Allah
Dengan mataku sendiri Dia akan kulihat, dan bagiku Dia menjadi sahabat. Hatiku hancur sebab kamu berkata
'Bagaimana caranya kita mendakwanya?' Kamu mencari alasan untuk membuat perkara
Tetapi, kini takutlah kepada pedang! Sebab Allah murka dan menghukum orang berdosa; maka tahulah kamu, bahwa ada Allah yang mengadili manusia.

20

Lalu Zofar menjawab, "Hai Ayub, aku merasa tersinggung olehmu, kini aku ingin segera memberi jawabanku
Kata-katamu itu sungguh menghina, tetapi aku tahu bagaimana menjawabnya
Tetapi tahukah engkau bahwa dari zaman purba, sejak manusia mula-mula ditempatkan di dunia
kegembiraan orang jahat hanya sebentar saja, dan kesenangan orang durhaka sekejap mata
Walaupun kebesarannya sampai ke angkasa, sehingga kepalanya menyentuh mega
namun ia akan lenyap selama-lamanya, menghilang dari dunia dengan cara yang terhina. Orang-orang yang pernah mengenal dia, akan bertanya, "Hai, ke mana perginya?
Ia akan hilang seperti bayangan mimpi, lenyap seperti penglihatan di malam hari
Ia tak tampak lagi oleh mata; ia tak ada lagi di tempat tinggalnya
Yang dulu dicurinya dari orang tak punya harus diganti oleh anak-anaknya
Walaupun ia muda dan perkasa, tapi sebentar lagi ia menjadi debu belaka
Alangkah manis kejahatan dalam mulutnya! Rasanya sayang untuk segera menelannya; sebab itu disimpannya di bawah lidahnya, supaya lama ia menikmatinya
Tapi makanan itu berubah di dalam perut, menjadi racun pahit pembawa maut
Harta curian yang ditelannya, terpaksa dimuntahkannya; Allah mengeluarkannya dari dalam perutnya
Penjahat akan minum racun pembawa bencana, ia akan mati olehnya seperti digigit ular berbisa
Tak akan ia menikmati minyak zaitun yang berlimpah, ataupun susu dan madu yang bertumpah ruah
Segala labanya harus dikembalikannya; hasil usahanya tak akan dinikmatinya
Sebab ia menindas dan menterlantarkan orang yang tak punya; ia merampas rumah-rumah yang tidak dibangunnya
Karena serakahnya tak mengenal batas, maka ia tak akan menjadi puas
Jika ia makan semuanya dihabiskan, sebab itu kemakmurannya tidak bertahan
Ketika memuncak kemakmurannya, derita dan duka datang menimpanya
Ketika ia sibuk mengisi perutnya, Allah menjadi sangat murka dan menghukumnya
Jika ia lari menghindar dari pedang baja, ia akan dilukai panah tembaga
Ia kena panah, sehingga luka; ujung panah yang berkilat menembus tubuhnya, maka ketakutan meliputi hatinya
Hancurlah segala harta simpanannya; dia beserta seluruh keluarganya dimakan api yang tidak dinyalakan manusia
Langit menyingkapkan kejahatannya; bumi bangkit melawan dia
Segala kekayaannya akan musnah, karena luapan amarah Allah
Itulah nasib orang yang durjana, nasib yang ditentukan Allah baginya.

21

Ayub menjawab, "Dengarkan apa yang akan kukatakan; hanya itu yang kuminta sebagai penghiburan
Izinkanlah aku ganti bicara, setelah itu boleh lagi kamu menghina
Bukan dengan manusia aku bertengkar, jadi tak mengapalah jika aku kurang sabar
Pandanglah aku, maka kamu akan tercengang, kamu terpaku dan mulutmu bungkam
Jika kupikirkan keadaanku ini gemetarlah aku karena ngeri
Mengapa orang jahat diberi umur panjang oleh Allah, dan harta mereka terus bertambah
Mereka hidup cukup lama sehingga melihat anak cucu mereka menjadi dewasa
Rumah tangga mereka aman sentosa; Allah tidak mendatangkan bencana atas mereka
Ternak mereka berkembang biak, dan tanpa kesulitan, beranak
Anak-anak orang jahat berlompatan dengan gembira, seperti domba muda yang bersukaria
Diiringi bunyi rebana, seruling dan kecapi, mereka ramai bernyanyi dan menari-nari
Hari-harinya dihabiskan dalam kebahagiaan, dan mereka meninggal penuh kedamaian
Padahal mereka telah berkata kepada Allah, "Jauhilah kami dan pergilah! Kami tak peduli dan tak ingin mengerti maksud dan kehendak-Mu bagi hidup kami.
Pikir mereka, "Melayani Allah tak ada gunanya, dan berdoa kepada-Nya tiada manfaatnya
Bukankah karena kekuatan kita saja, tercapailah segala maksud dan tujuan kita?" Akan tetapi aku sama sekali tidak setuju dengan jalan pikiran dan pendapat begitu
Pernahkah pelita orang jahat dipadamkan, dan mereka ditimpa bencana dan kemalangan? Pernahkah Allah marah kepada mereka, sehingga mereka dihukum-Nya
Pernahkah mereka seperti jerami dan debu yang ditiup oleh badai dan oleh angin lalu
Kamu berkata, "Anak dihukum Allah karena dosa ayahnya." Tapi kataku: Orang berdosa itulah yang harus dihukum Allah, agar mereka sadar bahwa karena dosa mereka, maka Allah mengirimkan hukuman-Nya
Biarlah orang berdosa menanggung dosanya sendiri, biarlah dirasakannya murka Allah Yang Mahatinggi
Jika manusia habis masanya di dunia, masih pedulikah ia entah keluarganya bahagia
Dapatkah manusia mengajar Allah, sedangkan Allah sendiri yang menghakimi makhluk di surga
Ada orang yang sehat selama hidupnya; ia meninggal dengan puas dan lega. Matinya tenang dengan rasa bahagia, sedang tubuhnya masih penuh tenaga
Tapi ada pula yang mati penuh kepahitan, tanpa pernah mengenyam kebahagiaan
Namun di kuburan, mereka sama-sama terbaring; dikerumuni oleh ulat dan cacing
Memang aku tahu apa yang kamu pikirkan dan segala kejahatan yang kamu rancangkan
Tanyamu, "Di mana rumah penguasa yang melakukan perbuatan durhaka?
Belumkah kamu menanyai orang yang banyak bepergian? Tidak percayakah kamu berita yang mereka laporkan
Kata mereka, "Pada hari Allah memberi hukuman, para penjahat akan diselamatkan.
Tak ada yang menggugat kelakuannya; tak ada yang membalas kejahatannya
Ia dibawa ke kuburan, dan dimasukkan ke dalam liang lahat; makamnya dijaga dan dirawat
Ribuan orang berjalan mengiringi jenazahnya; dengan lembut tanah pun menimbuninya
Jadi, penghiburanmu itu kosong dan segala jawabanmu bohong!

22

Lalu berkatalah Elifas, "Di antara umat manusia, tidak seorang pun berguna bagi Allah. Orang yang sangat berakal budi, hanya berguna bagi dirinya sendiri
Apakah ada faedahnya bagi Allah, jika engkau melakukan kehendak-Nya? Apakah ada untung bagi-Nya, jika hidupmu sempurna
Bukan karena takutmu kepada Allah, engkau dituduh dan dianggap bersalah
melainkan karena sangat banyak dosamu, dan amat jahat tindakan dan kelakuanmu
Jika saudaramu tak dapat membayar hutangnya, kaurampas semua pakaiannya
Orang yang lelah tidak kauberi minuman, yang lapar tidak kautawari makanan
Kaupakai jabatan dan kuasa untuk menyita tanah seluruhnya
Bukan saja kau tidak menolong para janda, tetapi yatim piatu kautindas pula
Karena itu di sekitarmu, kini penuh jebakan, dan dengan tiba-tiba hatimu diliputi ketakutan
Hari semakin gelap, tak dapat engkau melihat; engkau tenggelam dilanda banjir yang dahsyat
Bukankah Allah mendiami langit yang tertinggi, dan memandang ke bawah, ke bintang-bintang yang tinggi sekali
Namun engkau bertanya, "Tahu apa Dia? Ia ada di balik awan dan tak dapat mengadili kita.
Engkau menyangka bahwa pandangan-Nya tertutup awan dan bahwa hanya pada batas antara langit dan bumi Ia berjalan
Apakah engkau tetap hendak lewat di jalan yang dipilih orang-orang jahat
Mereka direnggut sebelum tiba saat kematiannya, dan dihanyutkan oleh banjir yang melanda
Mereka itulah yang berani menolak Yang Mahakuasa, dan mengira Ia tak dapat berbuat apa-apa kepada mereka
Padahal Allah yang telah menjadikan mereka kaya! Sungguh aku tak mengerti pikiran orang durjana
Orang yang baik, tertawa penuh kegembiraan, bila melihat orang jahat mendapat hukuman
Segala milik orang jahat telah hancur binasa, dan api membakar habis apa yang masih tersisa
Nah, Ayub, berdamailah dengan TUHAN, supaya engkau mendapat ketentraman. Kalau itu kaulakukan, pasti engkau mendapat keuntungan
Terimalah apa yang diajarkan TUHAN kepadamu; simpanlah itu semua di dalam hatimu
Kembalilah kepada TUHAN dengan rendah hati kejahatan di rumahmu hendaknya kauakhiri
Buanglah emasmu yang paling murni; lemparlah ke dasar sungai yang tidak berair lagi
Biarlah Yang Mahakuasa menjadi emasmu, dan perakmu yang sangat bermutu
Maka kau boleh percaya kepada Allah selalu, dan mengetahui bahwa Dia sumber bahagiamu
Bila engkau berdoa, Ia akan menjawabmu, dan engkau dapat menepati segala janjimu
Usahamu akan berhasil selalu, dan terang akan menyinari hidupmu
Orang yang sombong direndahkan TUHAN, tetapi yang rendah hati diselamatkan
Allah akan menolongmu jika kau tidak bersalah, dan jika kau melakukan kehendak-Nya.

23

Tetapi Ayub menjawab, "Aku meronta dan mengeluh terhadap Allah; tak dapat aku menahan keluh kesah
Ah, kiranya kuketahui tempat Ia berada, supaya aku dapat pergi dan bertemu dengan Dia
Maka kepada-Nya perkaraku ini kuhadapkan, dari mulutku berderai kata-kata pembelaan
Aku ingin tahu apa yang akan Ia katakan, dan bagaimana Ia memberi jawaban
Apakah Ia akan melancarkan kuasa-Nya kepadaku? Tidak! Ia pasti akan mendengarkan kata-kataku
Aku tak bersalah dan dapat membela diri di hadapan-Nya, maka aku akan dinyatakan bebas untuk selama-lamanya
Kucari Allah di timur, barat, selatan, utara, tetapi di mana-mana Allah tak ada; dan aku tak dapat menemukan Dia
Namun Dia tahu segala jalanku juga setiap langkahku. Kalau seperti emas aku diuji, akan terbukti bahwa hatiku murni
Aku taat kepada-Nya dengan setia; tak pernah aku menyimpang dari jalan yang ditentukan-Nya
Perintah-perintah Allah selalu kutaati, kehendak-Nya kuikuti, dan bukan keinginanku sendiri
Allah itu tak berubah; tak ada yang dapat melawan Dia. Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya
Ia akan menjalankan rencana-Nya bagiku, dan masih banyak lagi rencana-Nya selain itu
Karena takut kepada-Nya, gemetarlah aku; semakin semua itu kupikirkan, semakin takutlah aku
Yang Mahakuasa menghancurkan segala keberanianku. Aku takut karena Allah, dan bukan karena gelap gulita, meskipun kegelapan itu mengelilingi aku, dan menutupi wajahku

24

Mengapa Allah tak menetapkan hari penghakiman, supaya orang-orang yang mengenal-Nya mendapat keadilan
Ada orang-orang yang menggeser tanda batas, supaya tanahnya menjadi luas. Mereka mencuri kawanan domba, dan mengandangnya di kandang domba mereka
Keledai milik yatim piatu, mereka larikan; sapi seorang janda, mereka sita sebagai jaminan
Mereka menghalangi orang miskin mendapat haknya, maka terpaksa bersembunyilah orang yang papa
Jadi, si miskin itu seperti keledai liar yang mencari makan di padang belukar; hanya di tempat-tempat itu saja ada makanan untuk anak-anaknya
Ladang orang lain terpaksa ia kerjakan; buah anggur orang jahat harus ia kumpulkan
Ia tak punya selimut dan pakaian penghangat tubuh di waktu malam
Ia basah oleh hujan lebat di gunung, lalu merapat pada gunung batu untuk berlindung
Orang jahat memperbudak anak yang tak beribu bapa, dan mengambil bayi orang miskin yang berhutang kepadanya
Orang miskin pergi tanpa sandang; ia lapar selagi ia menuai gandum di ladang
Dari zaitun ia membuat minyak dan dari buah anggur, minuman, tetapi ia sendiri sangat kehausan
Di kota-kota terdengar rintihan orang sekarat, orang-orang luka berseru minta dirawat, tetapi Allah tak mendengarkan doa mereka; Ia tak mau mengindahkannya
Ada orang-orang yang menolak terang dan memusuhinya, mereka tak mengenal dan tak mengikuti jalannya
Di waktu subuh si pembunuh bangun dari tidurnya, lalu keluar membunuh orang yang papa, dan selagi hari belum pagi, ia mengendap-endap seperti pencuri
Si pezinah menunggu datangnya senja; dipakainya tudung muka agar orang tak mengenalnya
Pencuri membongkar rumah pada malam hari; di waktu siang ia menghindari terang dan bersembunyi
Baginya, pagi sangat menakutkan, tapi gelap yang dahsyat, menyenangkan.
Lalu kata Zofar, "Orang jahat hanyut oleh air bah, tanah miliknya terkutuk oleh Allah; kebun anggurnya kini sepi; tak ada yang bekerja di situ lagi
Seperti salju lenyap kena kemarau dan matahari, demikianlah orang berdosa ditelan ke dalam dunia orang mati
Ibunya sendiri melupakan dia, dan cacing-cacing makan tubuhnya. Namanya tak akan lagi dikenang; ia dimusnahkan seperti pohon yang tumbang
Semua itu terjadi karena ia menindas para janda, dan berlaku kejam kepada ibu yang tak berputra
Tapi Allah, dengan kuasa-Nya, menghalau orang perkasa. Allah bertindak, maka matilah orang durhaka
Allah memberi dia hidup sentosa, tetapi mengawasinya tak henti-hentinya
Hanya sebentar ia hidup bahagia, tapi kemudian pergi untuk selama-lamanya. Ia layu seperti rumput yang tak berguna; seperti bulir padi yang dipotong dari batangnya
Siapakah dapat menyangkal kenyataan itu, atau menyanggah kebenaran perkataanku?

25

Lalu Bildad menjawab, "Allah itu sangat berkuasa; semua orang harus gentar di hadapan-Nya; Dialah yang memelihara kedamaian dalam kerajaan-Nya di surga
Dapatkah dihitung malaikat yang melayani-Nya? Adakah tempat yang tidak disinari oleh terang-Nya
Mungkinkah manusia suci di mata Allah? Mungkinkah ia murni pada pemandangan-Nya
Bagi Allah, bahkan bulan pun tidak terang, dan bintang dianggapnya suram
Apalagi manusia, si cacing, si serangga! Di mata Allah, ia sungguh tak berharga.

26

Tetapi Ayub berkata, "Alangkah mahirnya kauberi pertolongan kepadaku orang yang lemah dan kepayahan
Alangkah baiknya nasihat dan ajaran itu yang telah kauberikan kepadaku, orang yang dungu
Kepada siapakah tuturmu itu tertuju? Siapa mengilhamimu untuk bicara seperti itu?
Jawab Bildad, "Orang-orang di alam maut gemetar; air dan penghuninya bergeletar
Di hadapan Allah, dunia orang mati terbuka, tak bertutup sehingga kelihatan oleh-Nya
Allah membentangkan langit, di atas samudra, dan menggantungkan bumi pada ruang hampa
Dimuati-Nya awan dengan air berlimpah-limpah, namun awan itu tidak robek karena beratnya
Disembunyikan-Nya wajah bulan purnama di balik awan yang telah dibentangkan-Nya
Digambar-Nya lingkaran pada muka lautan untuk memisahkan terang dari kegelapan
Bila Ia menghardik dengan suara menggelegar, tiang-tiang penyangga langit gemetar
Samudra ditaklukkan oleh kuasa-Nya dan Rahab pun dihajar oleh kemahiran-Nya
Napas-Nya menyapu langit hingga cerah sekali; tangan-Nya membunuh naga yang nyaris lari
Tetapi semua itu hanya pertanda kuasa-Nya; hanya bisikan yang sampai di telinga kita. Betapa sedikit pengertian kita tentang Allah dan hebatnya kuasa-Nya!

27

Ayub meneruskan uraiannya, katanya, "Demi Allah yang hidup, yang tak memberi keadilan kepadaku
aku bersumpah: Selama Allah masih memberi napas kepadaku, selama nyawa masih ada dalam badanku
bibirku tak akan menyebut kata dusta, lidahku tak akan mengucapkan tipu daya
Jadi, tak mau aku mengatakan bahwa kamu benar; sampai mati pun kupertahankan bahwa aku tak cemar
Aku tetap berpegang kepada kepatuhanku, dan hati nuraniku pun bersih selalu
Semoga musuhku dihukum sebagai pendurhaka, dan lawanku dihajar sebagai orang durjana
Adakah harapan bagi orang dursila pada saat Allah menuntut jiwanya
Apakah Allah akan mendengar tangisnya bilamana kesulitan menimpa dia
Seharusnya ia merindukan kesenangan dari Allah, dan berdoa kepada-Nya tanpa merasa lelah
Kamu akan kuajari tentang besarnya kuasa Allah, kuberitahukan kepadamu rencana Yang Mahakuasa
Tetapi, kamu semua telah melihatnya sendiri. Jadi, mengapa kamu berikan nasihat yang tak berarti?
Maka berkatalah Zofar, "Beginilah caranya Allah Yang Mahakuasa menghukum orang yang lalim dan durhaka
Jika anaknya banyak, mereka akan mati dalam perang dan anak cucunya akan hidup berkekurangan
Sanaknya yang masih ada, mati karena wabah, dan janda-jandanya tidak menangisi mereka
Boleh saja peraknya bertimbun-timbun dan pakaiannya bersusun-susun
tetapi perak dan pakaian itu semua akan menjadi milik orang yang tulus hatinya
Rumah orang jahat rapuh seperti sarang laba-laba, hanya rumah sementara seperti gubug seorang penjaga
Ia membaringkan diri sebagai orang kaya, tetapi ia tak dapat mengulanginya, ketika ia bangun dari tidurnya, sudah hilang lenyaplah kekayaannya
Kedahsyatan menimpa seperti air bah yang datang tiba-tiba. Angin ribut di malam hari meniup dan menyeret dia pergi
Angin timur mengangkat dia, dan menyapunya dari rumahnya
Ia dilanda tanpa kasihan, dan terpaksa lari mencari perlindungan
Jatuhnya disambut orang dengan tepuk tangan; di mana-mana ia mendapat penghinaan.

28

Ada pertambangan di mana perak ditemukan; ada tempat di mana emas dimurnikan
Besi digali dari dalam tanah; dari batu dilelehkan tembaga
Gelap yang pekat ditembusi, tempat yang paling dalam diselidiki. Di situ, di dalam kegelapan, orang mencari batu-batuan
Jauh di tempat yang tak ada penghuni, yang belum pernah diinjak dan dilalui, orang bekerja sambil bergantungan pada tali di dalam terowongan yang sunyi sepi
Tanah menghasilkan pangan bagi manusia, tapi di bawah tanah itu juga, semua dibongkarbalikkan sehingga isi bumi berantakan
Batu di dalam tanah mengandung nilakandi, dan debunya berisikan emas murni
Burung elang tak kenal jalan ke sana, dan burung nasar pun belum pernah terbang di atasnya
Belum pernah singa maupun binatang buas lainnya melalui jalan sepi yang menuju ke sana
Orang menggali dalam batu yang betapa pun kerasnya, dibongkarnya gunung sampai pada akarnya
Ketika ia membuat tembusan di dalam gunung batu, didapatinya permata yang sangat bermutu
Sampai kepada sumber sungai-sungai ia menggali, lalu menyingkapkan apa yang tersembunyi
Tetapi di manakah hikmat dapat dicari? Di manakah kita dapat belajar agar mengerti
Hikmat tidak ada di tengah-tengah manusia; tak ada yang tahu nilainya yang sesungguhnya
Dasar-dasar laut dan samudra berkata bahwa hikmat tidak ada padanya
Hikmat tak dapat ditukar walau dengan emas murni, dan dengan perak pun tak dapat dibeli
Emas dan permata yang paling berharga tidak dapat mengimbangi nilainya
Emas atau kaca halus tak dapat berbanding dengannya, tak dapat dibayar dengan jambangan kencana
Hikmat jauh lebih tinggi nilainya daripada merjan, kristal, atau mutiara
Batu topas yang asli dan emas yang murni, kurang nilainya dari akal budi
Di manakah sumbernya kebijaksanaan? Di mana kita mendapat pengertian
Tak ada makhluk hidup yang pernah melihatnya, bahkan burung di udara tak menampaknya
Maut dan kebinasaan pun berkata, mereka hanya mendengar desas-desus belaka
Hanya Allah tahu tempat hikmat berada, hanya Dia mengetahui jalan ke sana
karena Ia melihat ujung-ujung bumi; segala sesuatu di bawah langit Ia amati
Ketika angin diberi-Nya kekuatan, dan ditetapkan-Nya batas-batas lautan
ketika ditentukan-Nya tempat hujan jatuh, dan jalan yang dilalui kilat dan guruh
pada waktu itulah hikmat dilihat-Nya, diuji-Nya nilainya, lalu diberikan-Nya restu-Nya
Allah berkata kepada manusia, "Untuk mendapat hikmat, Allah harus kamu hormati. Untuk dapat mengerti, kejahatan harus kamu jauhi.

29

Ayub melanjutkan uraiannya, katanya
"Kiranya hidupku dapat lagi seperti dahulu, waktu Allah melindungi aku
Aku selalu diberi-Nya pertolongan, diterangi-Nya waktu berjalan dalam kegelapan
Itulah hari-hari kejayaanku, ketika keakraban Allah menaungi rumahku
Waktu itu, Yang Mahakuasa masih mendampingi aku, dan anak-anakku ada di sekelilingku
Ternakku menghasilkan banyak sekali susu. Banyak minyak dihasilkan oleh pohon-pohon zaitunku, meskipun ditanam di tanah berbatu
Jika para tua-tua kota duduk bersama, dan kuambil tempatku di antara mereka
minggirlah orang-orang muda, segera setelah aku dilihat mereka. Juga orang-orang tua bangkit dengan khidmat; untuk memberi hormat
Bahkan para pembesar berhenti berkata-kata
dan orang penting pun tidak berbicara
Siapa pun kagum jika mendengar tentang aku; siapa yang melihat aku, memuji jasaku
Sebab, kutolong orang miskin yang minta bantuan; kusokong yatim piatu yang tak punya penunjang
Aku dipuji oleh orang yang sangat kesusahan, kutolong para janda sehingga mereka tentram
Tindakanku jujur tanpa cela; kutegakkan keadilan senantiasa
Bagi orang buta, aku menjadi mata; bagi orang lumpuh, aku adalah kakinya
Bagi orang miskin, aku menjadi ayah; bagi orang asing, aku menjadi pembela
Tapi kuasa orang kejam, kupatahkan, dan kurban mereka kuselamatkan
Harapanku ialah mencapai umur yang tinggi, dan mati dengan tenang di rumahku sendiri
Aku seperti pohon yang subur tumbuhnya, akarnya cukup air dan embun membasahi dahannya
Aku selalu dipuji semua orang, dan tak pernah kekuatanku berkurang
Orang-orang diam, jika aku memberi nasihat; segala perkataanku mereka dengarkan dengan cermat
Sehabis aku bicara, tak ada lagi yang perlu ditambahkan; perkataan meresap seperti tetesan air hujan
Semua orang menyambut kata-kataku dengan gembira, seperti petani menyambut hujan di musim bunga
Kutersenyum kepada mereka ketika mereka putus asa; air mukaku yang bahagia menambah semangat mereka
Akulah yang memegang pimpinan, dan mengambil segala keputusan. Kupimpin mereka seperti raja di tengah pasukannya, dan kuhibur mereka dalam kesedihannya

30

Tetapi kini aku diejek oleh orang yang lebih muda. Dahulu ayah mereka kupandang terlalu hina untuk menjaga dombaku bersama anjing gembala
Bagiku mereka tidak berguna karena sudah kehabisan tenaga
Mereka lapar dan menderita sekali, sehingga makan akar kering di gurun yang sunyi
Mereka mencabut belukar di padang belantara lalu memakan baik daun maupun akarnya
Mereka diusir dengan tengking seperti orang mengusir maling
Mereka tinggal di dalam gua-gua; lubang-lubang di dinding gunung menjadi rumah mereka
Di rimba mereka meraung-raung seperti binatang, berkelompok di bawah semak belukar di hutan
Mereka tak bernama dan tak berharga, orang-orang yang sudah dihalau dari negerinya
Sekarang mereka datang dan aku ditertawakannya; bagi mereka, aku ini lelucon belaka
Aku dipandang oleh mereka hina dan keji, bahkan mukaku mereka ludahi
Karena Allah membuat aku lemah tidak berdaya, mereka melampiaskan amukan mereka
Gerombolan itu menyerang aku dari depan, dan kejatuhanku mereka rencanakan
Mereka memotong jalanku untuk membinasakan aku; tak seorang pun menghalangi ketika mereka menyerbu
Bagaikan banjir mereka dobrak tembok pertahananku; beramai-ramai mereka datang menindih tubuhku
Kedahsyatan meliputi diriku; bagaikan hembusan angin, harga diriku berlalu; bagaikan awan lewat, hilanglah kebahagiaanku
Sekarang hampir matilah aku; tak ada keringanan bagi deritaku
Pada waktu malam semua tulangku nyeri; rasa sakit yang menusuk tak kunjung berhenti
Allah mencengkeram aku pada leher bajuku sehingga pakaianku menggelambir pada tubuhku
Ke dalam lumpur aku dihempaskan-Nya, aku menjadi seperti sampah saja
Aku berseru kepada-Mu, ya Allah, Kau tak memberi jawaban; bila aku berdoa, Kau tak memperhatikan
Engkau berlaku kejam terhadapku, Kautindas aku dengan seluruh kekuatan-Mu
Engkau membiarkan angin melayangkan aku; dalam angin ribut Kauombang-ambingkan diriku
Aku tahu, Kaubawa aku kepada alam kematian, tempat semua yang hidup dikumpulkan
Mengapa Kau menyerang orang yang celaka, yang tak dapat berbuat apa pun kecuali mohon iba
Bukankah aku menangis bersama orang yang kesusahan, dan mengasihani orang yang berkekurangan
Aku mengharapkan bahagia dan terang, tapi kesukaran dan kegelapanlah yang datang
Aku terkoyak oleh duka dan nestapa; hari demi hari makin banyak yang kuderita
Di dalam kelam, tanpa cahaya, aku berkeliaran; aku berdiri di muka umum, minta pertolongan
Suaraku sedih penuh iba seperti tangis serigala dan burung unta
Kulitku menjadi hitam; tubuhku terbakar oleh demam
Dahulu kudengar musik gembira, kini hanya ratapan tangis belaka

31

Dengan sumpah aku telah berjanji gadis muda tak akan kupandang dengan berahi
Apakah yang dilakukan Allah terhadap kita? Bagaimanakah dibalas-Nya perbuatan manusia
Celaka dan kemalangan pasti Ia datangkan kepada orang yang melakukan kejahatan
Allah pasti mengetahui segala perbuatanku; dilihat-Nya segala langkahku
Aku bersumpah bahwa belum pernah aku bertindak curang; belum pernah pula aku menipu orang
Biarlah Allah menimbang aku di atas neraca yang sah, maka Ia akan tahu bahwa aku tidak bersalah
Andaikata aku telah menyimpang dari jalan yang benar, atau hatiku tertarik oleh hal yang cemar, jika tanganku ternoda oleh dosa
maka biarlah orang lain makan apa yang kutabur, dan seluruh hasil bumiku hancur
Seandainya pernah aku tertarik kepada istri tetanggaku, dan dengan sembunyi, kuintip dia di balik pintu
maka biarlah istriku memasak untuk orang lain; biarlah di ranjang lelaki lain ia berbaring
Jika dosa yang keji itu memang kulakukan, aku patut menerima hukuman
Dosa itu membinasakan seperti api neraka, segala yang kumiliki habis dibakarnya
Ketika hambaku mengeluh karena haknya kusalahi, kudengarkan dia dan kuperlakukan dengan tulus hati
Jika tidak, bagaimana harus kuhadapi Allahku? Apa jawabku pada waktu Ia datang menghakimi aku
Bukankah Allah yang menciptakan aku, menciptakan juga hamba-hambaku itu
Belum pernah aku tak mau menolong orang yang papa, atau membiarkan para janda hidup berputus asa
Belum pernah kubiarkan yatim piatu kelaparan, sedangkan aku sendiri cukup makanan
Sejak kecil mereka kupelihara; seumur hidupku kubimbing mereka
Jika kulihat orang yang berkekurangan, terlalu miskin untuk membeli pakaian
kuhangatkan dia dengan kain wol dari dombaku sendiri, maka ia akan memuji aku dengan segenap hati
Sekiranya pernah aku menindas yatim piatu, sebab yakin akan menang perkaraku
maka biarlah patah kedua lenganku sehingga terpisah dari bahuku
Tak akan aku berbuat begitu, sebab hukuman Allah sangat mengecutkan hatiku
Tidak pernah aku mengandalkan hartaku
atau membanggakan kekayaanku
Tak pernah kusembah mentari yang bersinar cerah ataupun bulan yang bercahaya indah
Tak pernah aku terpikat olehnya, atau kukecup tanganku untuk menghormatinya
Dosa semacam itu patut mendapat hukuman mati; karena Allah Yang Mahakuasa telah diingkari
Belum pernah aku bersenang karena musuhku menderita, atau bersukacita karena ia mendapat celaka
Aku tidak berdoa untuk kematian musuhku; tak pernah aku berbuat dosa semacam itu
Orang-orang yang bekerja padaku tahu, bahwa siapa saja kujamu di rumahku
Rumahku terbuka bagi orang yang bepergian; tak pernah kubiarkan mereka bermalam di jalan
Orang lain menyembunyikan dosanya, tetapi aku tak pernah berbuat seperti mereka
Pendapat umum tidak kutakuti, dan penghinaan orang, aku tak perduli. Tak pernah aku tinggal di rumah atau diam saja, hanya karena takut akan dihina
Tiadakah orang yang mau mendengarkan kata-kataku? Ku bersumpah bahwa benarlah semuanya itu. Kiranya Yang Mahakuasa menjawab aku. Seandainya tuduhan musuh terhadap aku ditulis semua sehingga terlihat olehku
maka dengan bangga akan kupasang pada bahu, dan sebagai mahkota kulekatkan di kepalaku
Akan kuberitahukan kepada Allah segala yang kubuat; akan kuhadapi Dia dengan bangga dan kepala terangkat
Seandainya tanah yang kubajak telah kucuri, dan kurampas dari pemiliknya yang sejati
seandainya hasilnya habis kumakan, dan petani yang menanamnya kubiarkan kelaparan
biarlah bukan jelai dan gandum yang tumbuh di ladang, melainkan semak berduri dan rumput ilalang." Sekianlah kata-kata Ayub

32

Karena Ayub yakin sekali akan kebenaran dirinya, maka ketiga sahabatnya itu pun tak mau menjawab dia lagi
Tetapi di situ ada seorang yang bernama Elihu anak Barakheel, seorang keturunan Bus dari kaum Ram. Ia tidak dapat menahan marahnya, karena Ayub membenarkan dirinya sendiri dan mempersalahkan Allah
Ia juga marah kepada ketiga sahabat Ayub itu karena mereka tidak dapat membantah kata-kata Ayub, meskipun mereka mempersalahkannya
Elihu orang yang paling muda di antara mereka, sebab itu ia menunggu sampai semuanya selesai berbicara
Setelah melihat bahwa ketiga orang itu tidak dapat menjawab, ia menjadi marah
dan berkata demikian, "Aku masih muda, sedangkan kamu sudah tua, sebab itu aku takut dan ragu mengemukakan pendapatku
Pikirku, kamulah yang harus berbicara, yang lebih tua harus membagikan hikmatnya
Tetapi yang memberi hikmat kepada manusia, hanyalah Roh Allah Yang Mahakuasa
Orang menjadi bijak, bukan karena lanjut umurnya; orang mengerti yang benar, bukan karena tinggi usianya
Sebab itu, dengarkanlah aku; izinkanlah aku mengatakan pendapatku
Dengan sabar aku mendengarkan ketika kamu berbicara, dan menanti ketika kamu mencari kata-kata yang bijaksana
Kuperhatikan dengan saksama; kudengar kamu menemui kegagalan. Kesalahan dalam kata-kata Ayub tak dapat kamu buktikan
Bagaimana dapat kamu katakan bahwa hikmat telah kamu temukan? Karena kamu terpaksa menyerah. Yang bisa menjawab Ayub hanyalah Allah
Kepadamulah Ayub berbicara, dan bukan kepadaku, tetapi aku tak akan memberi jawaban seperti kamu
Ayub, mereka bingung dan tak dapat memberi jawaban; tak ada yang dapat mereka katakan
Mereka berdiri saja, tak dapat berbicara lagi. Haruskah aku menunggu meskipun mereka berdiam diri
Tidak, sekarang akan kuberi jawaban; pendapatku akan kusampaikan
Tak sabar lagi aku menunggu. Tak dapat lagi kutahan kata-kataku
Jika aku diam saja, akan pecahlah aku, seperti kantong yang penuh dengan anggur baru
Aku harus berbicara, supaya hatiku tenang; aku harus membuka mulutku dan memberi jawaban
Tak akan kubela siapa pun dalam sengketa ini dan tak seorang pun akan kupuji-puji
Cara menyanjung-nyanjung pun, aku tidak tahu, dan seandainya aku melakukan itu, Allah akan segera menghukum aku

33

Sekarang, hai Ayub, dengarkanlah dengan teliti kata-kata yang hendak kusampaikan ini
Aku sudah siap sedia hendak berkata-kata
Dengan tulus hati aku berbicara; yang kukatakan adalah yang sebenarnya
Roh Allah telah menciptakan aku dan memberikan hidup kepadaku
Jadi, jika dapat, jawablah aku. Siapkanlah pembelaanmu
Bagi Allah, kau dan aku tidak berbeda dari tanah liat kita dibentuk-Nya
Jadi, tak usah kau takut kepadaku; aku tidak bermaksud mengalahkanmu
Nah, telah kudengar apa yang kaukatakan, dan aku mengerti apa yang kaumaksudkan
Kau berkata, 'Aku bersih, tak melakukan pelanggaran. Aku tak bercela dan tak berbuat kesalahan
Tetapi Allah mencari-cari alasan melawan aku, dan diperlakukan-Nya aku sebagai seteru
Ia mengenakan rantai pada kakiku; dan mengawasi segala gerak-gerikku.
Hai Ayub, pendapatmu salah belaka! Sebab Allah lebih besar daripada manusia
Mengapa engkau menuduh Allah bahwa Ia tak mengindahkan keluhan manusia
Allah berbicara dengan berbagai cara, namun tak seorang pun memperhatikan perkataan-Nya
Sedang orang tidur nyenyak di waktu malam, dalam mimpi dan penglihatan, Allah berbicara
Allah menyuruh mereka mendengarkan; dikejutkan-Nya mereka dengan teguran-teguran
Maksud-Nya supaya mereka berhenti berdosa dan meninggalkan kesombongan mereka
Tidak dibiarkan-Nya mereka mengalami kehancuran; dilindungi-Nya mereka dari kematian
Allah menegur orang dengan mendatangkan penyakit sehingga tubuhnya penuh rasa sakit
Si sakit kehilangan nafsu makan, makanan yang paling lezat pun memuakkan
Tubuhnya menjadi kurus merana, tulang-tulangnya kelihatan semua
Ia sudah hampir pulang ke alam baka dunia orang mati telah dekat kepadanya
Mungkin satu di antara seribu malaikat Allah yang mengingatkan manusia akan tugasnya, akan datang menolong dia
Dengan iba malaikat itu akan berkata, 'Lepaskanlah dia, tak boleh ia turun ke dunia orang mati. Inilah uang tebusan, agar ia bebas lagi.
Tubuhnya akan menjadi kuat perkasa segar seperti orang muda
Bila ia berdoa, Allah akan mengasihaninya, maka ia akan memuji Allah dengan gembira dan Allah akan memulihkan keadaannya
Maka di depan umum ia akan berkata, 'Yang jahat kuanggap baik, besarlah dosaku, namun Allah tidak menghukum aku.
Allah mencegah aku pergi ke dunia orang mati, sehingga aku masih hidup kini
Dengan berulang kali, Allah telah melakukan semua ini
supaya Ia dapat menyelamatkan manusia dan memberi kebahagiaan dalam hidupnya
Maka dengarlah Ayub, pasanglah telinga diamlah, kini akulah yang berbicara
Tetapi jika ada yang hendak kaukatakan, silakan bicara; dan jika engkau benar, aku akan rela mengakuinya
Tetapi jika tidak, diamlah dan dengarkanlah aku, aku hendak mengajarkan hikmat kepadamu

34

Bukankah kamu pandai dan berakal budi? Nah, dengarkanlah segala perkataanku ini
Orang tahu makanan enak bila mengecapnya, dan kata-kata bijak bila mendengarnya
Persoalan ini harus kita periksa lalu kita pecahkan bersama-sama
Kata Ayub, 'Tak ada salah padaku, tetapi Allah tak mau memberi apa yang adil kepadaku
Aku dianggap berdusta, karena mengatakan aku tak berdosa. Kini aku luka parah, meskipun aku tak bersalah.
Pernahkah kamu melihat orang seperti Ayub ini? Ia mencemooh Allah berkali-kali
Ia suka berkawan dengan orang-orang durhaka serta bergaul dengan orang-orang durjana
Ia berkata, bahwa sia-sia sajalah jika ia berusaha melakukan kehendak Allah
Hai orang-orang yang bijak, dengarlah! Masakan Allah Yang Mahakuasa berbuat salah
Ia mengganjar manusia setimpal perbuatannya, memperlakukan dia sesuai kelakuannya
Allah Yang Mahakuasa tidak melakukan kejahatan; semua orang diberi-Nya keadilan
Dari siapakah Allah menerima kuasa-Nya? Siapakah mempercayakan bumi ini kepada-Nya
Seandainya Allah mencabut nyawa manusia, dan mengambil kembali napas hidupnya
maka matilah semua makhluk yang bernyawa, dan manusia menjadi debu seperti semula
Nah, jika engkau arif, perhatikanlah, pasanglah telingamu dan dengarkanlah
Apakah Allah yang adil dan perkasa itu kaupersalahkan? Apakah pada sangkamu Allah membenci keadilan
Allah menghukum raja dan penguasa bila mereka jahat dan durhaka
Ia tidak memihak kepada para raja, atau mengutamakan orang kaya daripada orang papa. Karena mereka semua adalah ciptaan-Nya
Di tengah malam, mereka dapat mati dengan tiba-tiba. Allah menghukum penguasa dan mereka pun binasa; dengan mudah dibunuh-Nya orang perkasa
Ia mengawasi hidup manusia, dilihat-Nya segala langkahnya
Tak ada kegelapan, betapa pun pekatnya, yang dapat menyembunyikan orang berdosa
Tidak perlu Allah menentukan saatnya, manusia datang untuk diadili oleh-Nya
Tanpa menyelidiki dan memeriksa Ia memecat penguasa dan mengangkat penggantinya
Sebab, Ia tahu apa yang mereka lakukan; maka Ia menggulingkan dan menghancurkan mereka di waktu malam
Mereka ditampar-Nya karena dosa mereka, di depan umum mereka dihukum-Nya
Sebab, mereka tidak mentaati kehendak-Nya dan tak mengindahkan segala perintah-Nya
Mereka menyebabkan orang miskin berkeluh kesah tangisan mereka didengar Allah
Apabila Allah memutuskan untuk diam saja, tak seorang pun akan berani mengecam-Nya. Apabila Ia menyembunyikan wajah-Nya, tak seorang pun dapat menemukan-Nya
Maka bangsa-bangsa tidak berdaya untuk mencegah penindasan jahat berkuasa
Ayub, apakah dosamu kepada Allah telah kauakui? sudahkah kau berjanji tak akan berdosa lagi
Sudahkah kauminta agar ditunjukkan-Nya kesalahanmu? Sudahkah kau bersumpah menghentikan perbuatan itu
Masakan Allah akan mengabulkan apa yang kauingini, setelah perbuatan Allah tidak kausetujui? Kini, engkau yang harus memutuskan, bukan aku. Katakanlah apa pendapatmu
Semua orang arif pastilah akan menyetujuinya; orang bijak yang mendengar aku akan berkat
bahwa Ayub berbicara tanpa mengerti, dan bahwa perkataannya tidak mengandung arti
Jika kata-kata Ayub ditinjau dengan cermat, akan nyatalah bahwa bicaranya seperti orang jahat
Kesalahannya ditambah lagi dengan sebuah dosa; ia memberontak terhadap Allah, dan menghina-Nya di hadapan kita

35

Ayub, engkau keliru jika menyangka bahwa di mata Allah engkau tak bersalah
Engkau khilaf jika bertanya, apa pengaruh dosamu terhadap-Nya; dan keuntungan apa yang kauterima kalau engkau tidak berbuat dosa
Akulah yang akan memberi jawaban kepadamu dan juga kepada teman-temanmu itu
Lihatlah ke langit dan perhatikan betapa tingginya awan-awan
Jika engkau berdosa, Allah tidak akan rugi. Jika salahmu banyak, Ia tak terpengaruhi
Dengan berbuat baik, Allah tidak kaubantu. Sungguh, Ia tak memerlukan apa pun darimu
Hanya sesamamu yang dirugikan oleh dosa-dosamu. Dia juga yang beruntung oleh kebaikanmu
Orang-orang yang ditindas, akan mengerang; mereka berteriak minta pertolongan
Tetapi bukan kepada Allah, Penciptanya yang memberi harapan di kala mereka berduka
dan yang memberi manusia akal budi melebihi burung dan hewan di bumi
Orang-orang tertindas itu berseru, tetapi Allah diam karena mereka jahat dan penuh kesombongan
Sia-sialah mereka berteriak sekuat tenaga; Yang Mahakuasa tidak melihat atau mendengar mereka
Ayub, lebih-lebih lagi kalau engkau berkata bahwa engkau tidak melihat Dia, bahwa perkaramu sudah ada di hadapan-Nya dan engkau menanti-nantikan Dia
Sangkamu Allah tidak memberi hukuman dan tidak memperhatikan pelanggaran
Sia-sialah pembicaraanmu engkau teruskan; jelaslah, engkau tak tahu apa yang kaukatakan

36

Dengarkanlah sebentar lagi, dan bersabarlah, masih ada yang hendak kukatakan demi Allah
Pengetahuanku luas; akan kugunakan itu untuk membuktikan bahwa adillah Penciptaku
Perkataanku tidak ada yang palsu; orang yang sungguh arif ada di depanmu
Allah itu perkasa! Segala sesuatu difahami-Nya. Tak seorang pun dipandang-Nya hina
Orang yang berdosa tak dibiarkan-Nya hidup lama, Ia memberi keadilan kepada orang yang menderita
Orang-orang jujur diperhatikan-Nya, dibuat-Nya mereka berkuasa seperti raja-raja, sehingga mereka dihormati selama-lamanya
Tetapi bila orang dibelenggu dengan rantai besi, menderita akibat perbuatannya sendiri
maka dosa dan kesombongan mereka akan disingkapkan oleh Allah
Disuruhnya mereka mendengarkan peringatan-Nya dan meninggalkan kejahatan mereka
Jika mereka menurut kepada Allah dan berbakti kepada-Nya, mereka hidup damai dan makmur sampai akhir hayatnya
Tetapi jika mereka tidak mendengarkan, mereka akan mati dalam kebodohan
Orang yang tak bertuhan menyimpan kemarahan; biar dihukum TUHAN, tak mau mereka minta bantuan
Mereka mati kepayahan di masa mudanya, karena hidupnya penuh hina
Allah mengajar manusia melalui derita, Ia memakai kesusahan untuk menyadarkannya
Allah telah membebaskan engkau dari kesukaran, sehingga kau dapat menikmati ketentraman, dan meja hidanganmu penuh makanan
Tetapi kini sesuai dengan kejahatanmu, engkau menerima hukumanmu
Waspadalah, jangan kau tertipu oleh uang sogokan; jangan kau disesatkan karena kekayaan
Sia-sia saja kau berseru minta dibantu, percuma segala tenaga dan kekuatanmu
Jangan kaurindukan malam gelap, saatnya bangsa-bangsa musnah dan lenyap
Waspadalah, jangan berpaling kepada kedurhakaan. Deritamu dimaksudkan agar kautinggalkan kejahatan
Ingatlah, Allah itu sungguh besar kuasa-Nya. Adakah guru sehebat Dia
Siapakah dapat menentukan jalan bagi-Nya atau berani menuduh-Nya berbuat salah
Selalu Ia dipuji karena karya-Nya, dan engkau pun patut menjunjung-Nya
Semua orang melihat perbuatan-Nya; tetapi tak seorang pun benar-benar memahami-Nya
Allah sungguh mulia, tak dapat kita menyelami-Nya ataupun menghitung jumlah tahun-Nya
Allah yang menarik air dari bumi menjadi awan lalu mengubahnya menjadi tetesan air hujan
Ia mencurahkan hujan dari mega; disiramkan-Nya ke atas umat manusia
Tak seorang pun mengerti gerak awan-awan serta bunyi guruh di langit tempat Allah berdiam
Ia menerangi seluruh langit dengan kilat, tetapi dasar laut tetap gelap pekat
Itulah caranya Ia menghidupi bangsa-bangsa dan memberinya makanan yang berlimpah ruah
Ia menangkap kilat dengan tangan-Nya dan menyuruhnya menyambar sasaran-Nya
Bunyi guruh menandakan bahwa badai akan melanda, ternak pun tahu angin ribut segera tiba

37

Badai membuat hatiku gentar dan jantungku berdebar-debar
Dengarlah suara Allah, hai kamu semua; dengarlah guruh yang keluar dari mulut-Nya
Ke seluruh langit, dilepaskannya kilat-Nya; dikirim-Nya petir-Nya ke ujung-ujung dunia
Kemudian, terdengar suara-Nya menderu, bunyi megah guntur dan guruh; dan di tengah suara yang menggelegar, petir berkilat sambar-menyambar
Karena perintah Allah, maka mujizat terjadi, hal-hal ajaib yang tak dapat kita fahami
Salju jatuh ke bumi atas perintah-Nya; hujan lebat turun atas suruhan-Nya
Dihentikan-Nya pekerjaan manusia, supaya mereka tahu bahwa Ia sedang bekerja
Juga binatang liar masuk ke dalam lubang dan gua, dan berlindung di dalam sarangnya
Dari selatan keluar angin taufan dan dari utara hawa dingin yang mencekam
Napas Allah membekukan permukaan air yang luas, mengubahnya menjadi es yang keras
Mega dimuati-Nya dengan air, dan awan bercahaya diterangi petir
Awan-awan melayang ke seluruh dunia, atas perintah Allah mereka bergerak ke mana-mana
Allah memberi hujan untuk membasahi tanah, atau juga untuk menghukum umat manusia; mungkin pula untuk memperlihatkan kepada mereka, betapa besar kasih-Nya yang tetap untuk selamanya
Diamlah sebentar, hai Ayub, dan dengarkanlah; perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah
Tahukah engkau bagaimana Allah memberi aba-aba, sehingga kilat memancar dari awan dan mega
Tahukah engkau bagaimana awan-awan melayang hasil keahlian Allah yang mengagumkan
Tidak, engkau hanya dapat mengeluh kepanasan apabila bumi dilanda oleh angin selatan
Dapatkah engkau seperti Allah membentangkan cakrawala dan mengeraskannya seperti logam tuangan atau kaca
Ajarlah kami apa yang harus kami katakan kepada Allah; tak ada yang dapat kami jelaskan, pikiran kami hampa
Tak mau aku memohon bicara kepada Allah jangan-jangan Ia mendapat alasan membuat aku celaka
Kini cahaya langit sangat terang sehingga menyilaukan mata; angin membersihkan cuaca dengan hembusannya
Sinar keemasan muncul di utara, dan kemuliaan Allah mengagumkan hati kita
Sungguh besar kuasa Allah kita; tak sanggup kita menghampiri-Nya, Ia jujur dan adil senantiasa; tak pernah Ia menindas manusia
Itulah sebabnya Ia patut dihormati oleh siapa saja, dan orang yang mengaku arif, tak dihiraukan-Nya.

38

Kemudian dari dalam badai TUHAN berbicara kepada Ayub, demikian
"Siapa engkau, sehingga berani meragukan hikmat-Ku dengan kata-katamu yang bodoh dan kosong itu
Sekarang, hadapilah Aku sebagai laki-laki, dan jawablah pertanyaan-pertany ini
Sudah adakah engkau ketika bumi Kujadikan? Jika memang luas pengetahuanmu, beritahukan
Siapakah menentukan luasnya dunia? Siapakah membentangkan tali ukuran padanya? Tahukah engkau jawabannya
Bagaimanakah tiang-tiang penyangga bumi berdiri teguh? Siapa meletakkan batu penjuru dunia dengan kukuh
pada waktu bintang-bintang pagi bernyanyi bersama dan makhluk-makhluk surga bersorak-sorak gembira
Siapakah menutup pintu untuk membendung samudra ketika dari rahim bumi membual keluar airnya
Akulah yang menudungi laut dengan awan dan membungkusnya dengan kegelapan
Aku menentukan batas bagi samudra dan dengan pintu terpalang Aku membendungnya
Kata-Ku kepadanya, 'Inilah batasnya. Jangan kaulewati! Di sinilah ombak-ombakmu yang kuat harus berhenti.
Hai Ayub, pernahkah engkau barang sekali, menyuruh datang dinihari
Pernahkah engkau menyuruh fajar memegang bumi dan mengebaskan orang jahat dari tempat mereka bersembunyi
Terang siang menampakkan dengan jelas gunung dan lembah seperti cap pada tanah liat dan lipatan pada sebuah jubah
Terang siang terlalu cerah bagi orang tak bertuhan, dan menahan mereka melakukan kekerasan
Pernahkah engkau turun ke sumber laut, jauh di dasarnya? Pernahkah engkau berjalan-jalan di lantai samudra raya
Pernahkah orang menunjukkan kepadamu gapura di depan alam maut yang gelap gulita
Dapatkah engkau menduga luasnya dunia? Jawablah jika engkau mengetahuinya
Tahukah engkau dari mana datangnya terang, dan di mana sebenarnya sumber kegelapan
Dapatkah engkau menentukan batas antara gelap dan terang? atau menyuruh mereka pulang setelah datang
Tentu engkau dapat, karena engkau telah tua, dan ketika dunia diciptakan, engkau sudah ada
Pernahkah engkau mengunjungi gudang-gudang-Ku tempat salju dan hujan batu
yang Kusimpan untuk masa kesukaran, untuk waktu perang dan hari-hari pertempuran
Tahukah engkau tempat matahari berpangkal? atau dari mana angin timur berasal
Siapakah yang menggali saluran bagi hujan lebat dan memberi jalan bagi guruh dan kilat
Siapakah menurunkan hujan ke atas padang belantara, dan ke atas tanah yang tak dihuni manusia
Siapakah menyirami bumi yang kering dan merana sehingga rumput bertunas semua
Apakah hujan mempunyai ayah kandung? Siapa bapa titik-titik air embun
Apakah air es mempunyai ibu? Siapa melahirkan embun beku
Siapa mengubah air menjadi batu, dan membuat permukaan laut menjadi kaku
Dapatkah ikatan bintang Kartika kauberkas? atau belenggu bintang Belantik kaulepas
Dapatkah kaubimbing bintang-bintang setiap musimnya, dan bintang Biduk besar dan kecil, kautentukan jalannya
Tahukah engkau hukum-hukum di cakrawala? dan dapatkah engkau menerapkannya di dunia
Dapatkah engkau meneriakkan perintah kepada awan, dan menyuruhnya membanjirimu dengan hujan
Dan jika engkau menyuruh petir-petir bersambaran, apakah mereka datang dan berkata, "Saya, Tuan!"
Dari siapa burung ibis tahu kapan Sungai Nil akan menggenang? Siapa memberitahu ayam jantan bahwa hujan akan datang
Siapakah cukup arif untuk menghitung awan dan membalikkannya sehingga turun hujan
hujan yang mengeraskan debu menjadi gumpalan dan tanah menjadi berlekat-lekatan
Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa-singa dan mengenyangkan perut anak-anaknya
bilamana mereka berlindung di dalam gua atau mengendap di dalam sarangnya
Siapa membantu burung gagak yang kelaparan dan berkeliaran ke sana sini mencari pangan? Siapakah pula memberi pertolongan apabila anak-anaknya berseru kepada-Ku minta makanan

39

Tahukah engkau kapan kambing gunung dilahirkan induknya? Pernahkah kauamati rusa liar melahirkan anaknya
Tahukah engkau berapa lama mereka mengandung? Dapatkah saatnya beranak engkau hitung
Tahukah engkau kapan mereka meringkukkan tubuhnya, lalu melahirkan anak-anaknya
Anak-anaknya bertambah besar dan kuat di padang belantara; mereka pergi dan tak kembali kepada induknya
Siapa melepaskan keledai liar di hutan? Siapa membuka talinya dan membiarkan dia berkeliaran
Kepadanya Kuberikan gurun sebagai rumahnya dan padang-padang garam untuk tempat tinggalnya
Ia menjauhi kota-kota dan keramaiannya, tak ada yang dapat menjinakkan dan mempekerjakannya
Padang rumput di gunung tempat makanannya, dicarinya tetumbuhan yang hijau di sana
Apakah lembu liar mau bekerja untukmu? Maukah ia bermalam di dalam kandangmu
Dapatkah kauikat dia dan kaupaksa membajak untukmu? Dapatkah kausuruh dia menggaru ladangmu
Dapatkah kauandalkan tenaganya yang kuat, dan kauserahkan kepadanya kerjamu yang berat
Apakah kaupercayakan dia mengumpulkan panenmu, dan membawanya ke tempat penebahanmu
Betapa cepatnya kibasan sayap burung unta! Tetapi terbang burung bangau tak dapat diimbanginya
Burung unta bertelur di tanah, lalu ditinggalkannya; maka pasirlah yang akan memanaskan telurnya
Ia tak sadar bahwa mungkin orang memijaknya dan binatang-binatang liar menginjaknya
Ia bersikap seolah-olah anaknya bukan miliknya; ia tidak peduli jika usahanya sia-sia saja
Akulah yang membuat dia bodoh dan bebal, tak Kuberikan kepadanya hikmat dan akal
Tetapi apabila ia mulai berlari kencang, ia mengalahkan kuda serta penunggang
Hai Ayub, engkaukah yang memberi tenaga kepada kuda dan surai yang melambai-lambai pada tengkuknya
Engkaukah yang menyuruhnya melompat seperti belalang, dan dengan dengusnya menakut-nakuti orang
Ia menggaruk tanah di lembah dengan gembira, dan penuh semangat ia menyerbu ke medan laga
Ia tak tahu artinya gentar dan takut; tak ada pedang yang membuat dia surut
Senjata yang disandang penunggangnya gemerincing dan gemerlapan kena cahaya
Dengan semangat menyala-nyala kuda itu berlari; bila trompet berbunyi tak dapat ia menahan diri
Ia mendengus setiap kali trompet dibunyikan dari jauh tercium olehnya bau pertempuran. Didengarnya teriak para perwira ketika mereka memberi aba-aba
Apakah burung elang kauajar terbang bila ia menuju ke selatan dengan sayap terkembang
Perintahmukah yang diikuti burung rajawali sebelum ia membuat sarangnya di gunung yang tinggi
Di puncak gunung batu ia membangun rumahnya; ujung batu-batu yang runcing menjadi bentengnya
Dari situ ia mengawasi segala arah matanya mengintai mencari mangsa
Di mana ada yang tewas, di situlah dia, dan darah mangsa itu diminum oleh anak-anaknya

40

Hai Ayub, kautantang Aku, Allah Yang Mahakuasa; maukah engkau mengalah atau maukah engkau membantah?
Maka jawab Ayub kepada TUHAN, "Aku berbicara seperti orang bodoh, ya TUHAN. Jawab apakah yang dapat kuberikan? Tak ada apa-apa lagi yang hendak kukatakan
Sudah terlalu banyaklah yang kututurkan.
Lalu, dari dalam badai TUHAN berbicara lagi kepada Ayub
Lalu TUHAN berkata kepada Ayub, "Hadapilah Aku sebagai laki-laki, dan jawablah segala pertanyaan-Ku ini
Apakah hendak kausangkal keadilan-Ku, dan membenarkan dirimu dengan mempersalahkan Aku
Apakah engkau kuat seperti Aku? Dapatkah suaramu mengguntur seperti suara-Ku
Hiasilah dirimu dengan kemegahan dan kebesaran, kenakanlah keagungan dan keluhuran
Pandanglah mereka yang congkak hatinya; luapkanlah marahmu dan rendahkanlah mereka
Ya, pandanglah orang yang sombong, tundukkan dia! remukkanlah orang jahat di tempatnya
Kuburlah mereka semua di dalam debu; kurunglah mereka di dunia orang mati
Maka engkau akan Kupuji karena engkau menang dengan kekuatan sendiri
Perhatikanlah Behemot, si binatang raksasa; seperti engkau, dia pun ciptaan-Ku juga. Rumput-rumput menjadi makanannya, seperti sapi dan lembu biasa
Tetapi amatilah tenaga dalam badannya dan kekuatan pada otot-ototnya
Ia menegakkan ekornya seperti pohon aras, otot-otot pahanya kokoh dan keras
Tulang-tulangnya kuat seperti tembaga, kakinya teguh bagaikan batang-batang baja
Di antara segala makhluk-Ku dialah yang paling menakjubkan; hanya oleh Penciptanya saja ia dapat ditaklukkan
Di bukit-bukit tempat binatang liar bermain-main gembira, tumbuhlah rumput yang menjadi makanannya
Ia berbaring di bawah belukar berduri, di antara gelagah di rawa-rawa ia bersembunyi
Belukar berduri menaungi dia dengan bayang-bayangnya. Pohon gandarusa di pinggir sungai meneduhi dia
Ia tidak gentar biarpun Sungai Yordan sangat kuat arusnya, ia tetap tenang meskipun air melanda mukanya
Siapakah berani membutakan matanya, lalu menangkap dia dengan menjerat moncongnya

41

Dapatkah kautangkap si buaya Lewiatan, hanya dengan sebuah pancing ikan? Dapatkah lidahnya kautambat dengan tali-tali pengikat
Dapatkah engkau memasang tali pada hidungnya ataupun kait besi pada rahangnya
Mungkinkah ia mohon padamu untuk dibebaskan? atau berunding denganmu, minta belas kasihan
Mungkinkah ia membuat persetujuan denganmu, dan berjanji akan selalu melayanimu
Mungkinkah engkau mengikatnya seperti burung peliharaan, yang menyenangkan hamba-hamba perempuan
Mungkinkah ia diperdagangkan oleh nelayan-nelayan dan dibagi-bagikan di antara para pedagang
Dapatkah kautusuk kulitnya dengan tombak bermata tiga atau kaulempari dia dengan lembing yang menembus kepalanya
Sentuhlah dia sekali saja, dan tak akan lagi engkau mengulanginya; pertarungan itu tak akan kaulupakan selama-lamanya
Setiap orang yang melihat Lewiatan, akan menjadi lemah lalu jatuh pingsan
Ia ganas bila dibangunkan dari tidurnya; tak seorang pun berani berdiri di hadapannya
Siapa yang dapat menyerangnya tanpa kena cedera? Di dunia ini tak ada yang sanggup melakukannya
Marilah Kuceritakan tentang anggota badan Lewiatan, tentang kekuatannya dan bentuknya yang tampan
Tak seorang pun dapat mengoyakkan baju luarnya atau menembus baju perang yang dipakainya
Siapa dapat membuka moncongnya yang kuat, berisi gigi-gigi yang dahsyat
Bagai perisai tersusun, itulah punggungnya terlekat rapat, seperti batu kerasnya
Tindih-menindih, terikat erat, sehingga angin pun tak dapat masuk menyelinap
Perisai itu begitu kuat bertautan sehingga tak mungkin diceraikan
Apabila Lewiatan bersin, berpijaran cahaya; matanya berkilau bagai terbitnya sang surya
Lidah api menghambur dari mulutnya; bunga api berpancaran ke mana-mana
Asap mengepul dari dalam hidungnya, seperti asap kayu bakar di bawah belanga
Napasnya menyalakan bara; nyala api keluar dari mulutnya
Tengkuknya demikian kuatnya, sehingga semuanya ketakutan di hadapannya
Tak ada tempat lemah pada kulitnya; tak mungkin pecah karena sekeras baja
Hatinya seteguh batu, tak kenal bimbang kokoh dan keras seperti batu gilingan
Bila ia bangkit, orang terkuat pun kehilangan keberanian, dibuat tak berdaya karena sangat ketakutan
Tak ada pedang yang dapat melukainya; tombak, panah ataupun lembing tak dapat menyakitinya
Besi dianggapnya sehalus rerumputan dan tembaga selunak kayu bercendawan
Tak ada panah yang dapat menghalau dia; batu yang dilemparkan kepadanya seolah-olah jerami saja
Gada dianggapnya sehelai rumput kering; ia tertawa jika orang melemparkan lembing
Sisik di perutnya seperti beling yang runcing ujungnya. Bagai alat penebah ia mengorek lumpur dan membelahnya
Laut dikocoknya sehingga menyerupai air mendidih; seperti panci pemasak minyak yang berbuih-buih
Ia meninggalkan bekas tapak kaki yang bercahaya, laut diubahnya menjadi buih yang putih warnanya
Di atas bumi tak ada tandingannya; makhluk yang tak kenal takut, itulah dia
Binatang yang paling megah pun dipandangnya hina; di antara segala binatang buas, dialah raja.

42

Jawab Ayub kepada TUHAN, "Aku tahu, ya TUHAN, bahwa Engkau Mahakuasa; Engkau sanggup melakukan apa saja
Engkau bertanya mengapa aku berani meragukan hikmat-Mu padahal aku sendiri tidak tahu menahu. Aku bicara tentang hal-hal yang tidak kumengerti, tentang hal-hal yang terlalu ajaib bagiku ini
Engkau menyuruh aku mendengarkan ketika Engkau bicara, dan memberi jawaban bila Engkau bertanya
Dahulu, pengetahuanku tentang Engkau hanya kudengar dari orang saja, tetapi sekarang kukenal Engkau dengan berhadapan muka
Oleh sebab itu aku malu mengingat segala perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.
Setelah selesai berbicara kepada Ayub, berkatalah TUHAN kepada Elifas, "Aku marah kepadamu dan kepada kedua temanmu, karena kamu tidak mengatakan yang sebenarnya tentang diri-Ku. Tetapi hamba-Ku Ayub tidaklah demikian
Nah, ambillah sekarang tujuh ekor sapi jantan dan tujuh ekor domba jantan, dan pergilah kepada Ayub. Kemudian persembahkanlah semuanya itu sebagai kurban bakaran untuk dirimu. Ayub akan berdoa untuk kamu dan doanya akan Kuterima. Kamu tidak akan Kupermalukan, meskipun kamu patut menerima hukuman. Kamu tidak mengatakan yang sebenarnya tentang diri-Ku, sedangkan Ayub mengatakannya.
Elifas, Bildad dan Zofar melakukan apa yang disuruh TUHAN, dan TUHAN menerima doa Ayub
Kemudian, setelah Ayub berdoa bagi ketiga temannya, TUHAN membuat dia kaya kembali dan memberikan kepadanya dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu
Semua abang dan saudara perempuan Ayub, serta semua kenalannya yang lama, datang mengunjunginya lalu berpesta bersama-sama dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita atas segala kesusahan yang telah didatangkan TUHAN ke atasnya, dan menghibur dia. Masing-masing di antara mereka memberikan sejumlah uang dan sebuah cincin emas kepada Ayub
Ayub diberkati TUHAN dengan lebih berlimpah dalam sisa hidupnya, daripada masa sebelum ia mengalami musibah. Ayub memiliki 14.000 ekor kambing domba, 6.000 ekor unta, 2.000 ekor sapi, dan 1.000 ekor keledai
Ia mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan
Anak perempuannya yang pertama dinamakannya Yemima, yang kedua Kezia, dan yang bungsu Kerenhapukh
Di seluruh negeri tidak ada gadis secantik ketiga anak perempuan Ayub. Mereka diberi bagian dalam warisan ayahnya, sama dengan saudara-saudara mereka yang laki-laki
Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya, sehingga ia sempat melihat cucu-cucunya serta anak-anak mereka
Lalu meninggallah Ayub dalam usia yang lanjut sekali

Rechtsinhaber*in
Multilingual Bible Corpus

Zitationsvorschlag für dieses Objekt
TextGrid Repository (2025). Indonesian Collection. Job (Indonesian). Job (Indonesian). Multilingual Parallel Bible Corpus. Multilingual Bible Corpus. https://hdl.handle.net/21.11113/0000-0016-9E59-3